Kejahatan siber
bisa terjadi pada siapa saja, termasuk saya atau mungkin juga kalian. Jadi
teringat kejadian beberapa tahun lalu ketika masih di bangku kuliah. Saya
nyaris menjadi korban penipuan yang mengatasnamakan bank dengan iming-iming
memberi hadiah sejumlah uang. Ketika itu saya mendapat telepon dari nomor tidak
dikenal. Siapa sih yang tidak senang diberi hadiah? Apalagi saya yang kala itu
masih menjadi anak kos dan merantau jauh dari orang tua. Untungnya saya
menyadari adanya kejanggalan dan saya pun berhasil lolos dan penipuan tersebut.
Selang beberapa tahun kemudian, tante saya mendapat telepon yang mengabarkan
bahwa tante menjadi salah satu pemenang undian berhadiah yang diselenggarakan sebuah
bank. Hadiahnya berupa motor. Sama seperti saya dulu, tante saya diminta untuk
mentranser sejumlah untuk menebus hadiah tersebut. Dan lagi lagi, untungnya
tante juga belum sempat untuk mentransfer uang yang diminta. Bersyukur saya dan
tante tidak masuk perangkap si penipu
Sejak kejadian
penipuan yang saya alami itu , entah sudah beberapa kali saya mendapat SMS dan
telepon serupa. Belajar dari pengalaman sebelumnya, saya tidak menanggapi sama
sekali. Bahkan ada yang mencantumkan website pemenang lomba untuk meyakinkan
calon korban. Menurut sumber yang saya baca, di seluruh belahan dunia, terdapat
10 sampai 15 kasus kejahatan siber setiap detiknya. Jadi kita meski menjadi nasabah bijak supaya terhindar dari
segala bentuk kejahatan siber.
Apa sih
yang dilakukan untuk menghindari kejahatan siber?
1. Lindungi gadget atau perangkat lain, jangan
biarkan sembarangan orang untuk menggunakan.
2. Selalu waspada. Jangan mudah percaya ketika
mendapat WA, SMS, telepon maupun email yang memberi iming-iming hadiah. Terutama
iklan-iklan yang bertebaran di internet.
3. Rajin mengganti password. Jangan malas untuk
mengganti password secara berkala dan gunakan kombinasi angka dan huruf yang
rumit agar tidak mudah dijebol. Tapi jangan saking rumitnya sampai-sampai kamu
sendiri lupa. Hihihi.
4. Jangan sembarang untuk menyebarkan informasi
pribadi. Jangan sekali-sekali memasukkan data pribadi di media sosial. Jaga
supaya informasi pribadi tidak jatuh ke tangan yang salah karena akan fatal
akibat.
5. Abaikan alamat website yang mencurigakan.
Contoh, tidak mungkin kan perusahaan besar
suka banget main Zuma, menghibur dikala bosan :D
BalasHapus