“Duh, saya jenuh dengan rutinitas sehari-hari, Miss. Setiap hari masak, nyuci baju, ngepel, jemput anak, nyiapin makan siang, nyetrika. Belum lagi kalo anak les. Antar jemput les. Kayaknya kerjaan gak ada selesai-selesainya. Jadi gak ada waktu untuk diri sendiri, “ curhat orang tua siswa.
Sesibuk apapun kita jangan pernah lupa untuk membahagiakan diri
sendiri. Tak bisa dipungkiri, sesederhana apapun bentuknya, rasa bahagia adalah
kebutuhan terbesar agar manusia tetap bisa bertahan menghadapi segala bentuk
tantangan hidup. Ingat kita merupakan makhluk sosial dan sekaligus makhluk
individu. Artinya, kita juga butuh waktu untuk diri sendiri. Yups, we need time for ourselves. We need me time.
Eh, kalian perhatiin gak sih bahwa belakangan ini topik terkait kesehatan
mental itu jadi bahasan hangat? Baik di kehidupan sehari hari, kantor, sekolah,
maupun di sosial media. Saya sering menemukan pembahasan topik mental health di akun motivasi, kesehatan,
pernikahan, bahkan parenting. Dan, me time hampir selalu dijadikan sebagai
salah satu poin masukan. Tandanya bahwa makin banyak yang menyadari me time itu matters sekali biar kita tetap waras! Nah, SAMA. Saya pun memberi saran untuk melakukan me
time ketika ada orang tua siswa yang datang curhat kepada saya.
“Gimana
saya bisa me time, Miss? Saya full ibu rumah tangga, punya balita, gak ada ART.
Mana bisa ngabur bentar dari rumah.” Jawaban seperti ini yang selalu saya
dapatkan.
Me time oh me time. Sebenarnya apaan sih? Kok
kayaknya sulit banget dilakukan padahal sangat dibutuhkan.
Pentingnya Me Time
Baik
untuk otak
Otak itu kan kerjanya 24 jam. Jadi, sesekali otak juga perlu
istirahat, ‘dikasih makan’ dengan hal-hal yang menyenangkan dan bikin rileks.
Saat senang dan tenang, otak kita menghasilkan hormon endorfin. Hormon ini bikin
daya tahan tubuh lebih kuat, bikin semangat, pola pikir positif dan
meningkatkan kreatifitas.
Jadi jangan anggap sepele ketika kita sering merasa lelah padahal tidur cukup. Dikit-dikit sakit. Marah
yang gak wajar. Anak gak sengaja numpahin air, tapi marahnya udah kayak
anak mecahin keramik kesayangan yang dibeli waktu liburan ke Cina. Nah, itu tanda-tanda
tubuh kita memerlukan me time.
Capek badan sih bisa diatasi dengan minum suplemen, pijat atau
tidur. Nah kalau capek batin? Jangan dibiarkan begitu saja supaya gak ‘menggunung’
di dalam hati.
Makin
mengenal diri
Semacam intropeksi diri. Sesederhana, oh jadi saya itu orangnya
sering lupaan toh. Jadi lain waktu, lebih rajin untuk mencatat supaya gak kejadian
lupa mengerjakan tugas. Yup, di saat sendiri, kita bisa belajar untuk lebih
mengenal siapa dan bagaimana diri kita.
Fokus
pada tujuan
Setiap orang pasti punya sesuatu yang ingin dicapai. Biasanya di
awal tahun kita membuat daftar resolusi. Nah, ketika me time, kita bisa mengevaluasi
sudah sampai mana pencapaian kita dan membuat perencanaan yang lebih matang.
Melihat apa saja hal yang perlu diperbaiki agar resolusi yang telah kita buat
tersebut dapat terealisasi satu per satu.
Menghargai
diri sendiri
Dengan menghargai diri sendiri, maka kita akan lebih damai dan
nyaman. Karena kita tak akan sibuk membandingkan kehidupan orang lain dengan
kehidupan yang sedang kita jalani ini. Ketika sudah mengetahui dan mengenal
batas kemampuan yang dimiliki baik secara fisik ataupun emosi, maka kita tidak
perlu lagi repot-repot memikirkan omongan (negatif) orang lain tentang diri
kita. Bukannya kita yang paling mengerti dan mengenal diri kita sendiri. Betul
begicu kan ?
Jadi kesimpulannya, setiap orang butuh me time. Tapi kadar
kebutuhan, frekuensi, dan jenis aktivitas saat me time aja yang berbeda dari
satu orang dengan yang lainnya. Tiap orang punya cara yang berbeda untuk
memuaskan hasrat me time. Makanya buat saya, me time itu kebutuhan esensial dan
pokok. Sama pentingnya dengan kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
Bagaimana Me Time Simpel, Gak Pake Ribet?
FYI, saya punya rekomendasi me time yang ‘beda’ nih. Simpel, murah
dan gak perlu keluar rumah. Pas banget untuk ibuk-ibuk yang sering merasa kesulitan
untuk melakukan me time. Apa itu? Merasakan
sensasi mandi parfum dengan Vitalis Body
Wash.
Cerita sedikit tentang Vitalis. Mungkin teman-teman belum pada tahu
ya kalau pertengahan tahun 2019 lalu, Vitalis mengeluarkan produk terbarunya,
Vitalis Body Wash. Jadi produk sabun kecantikan keluaran PT. UNZA VITALIS ini tak hanya memberi kesegaran dan merawat kecantikan
kulit. Tetapi memberikan pengalaman istimewa, sebuah sensasi mandi parfum.
Sebagai market leader di pasar female fragrance, tentu saja Vitalis
memahami dengan sangat baik tren parfum di pasar global termasuk di Indonesia.
Melalui studi, riset dan eksperimen, Vitalis memiliki kemamupan dalam memamahi
karakter parfum yang disukai konsumen di berbagai belahan dunia.
Saya senang banget dengan produk Vitalis body wash ini, tak hanya memberikan pengalaman mandi parfum saja,
ada kandungan high quality moisturizer
yang membantu menjaga kelembaban kulit. Setelah pemakaian produk ini, kulit tidak
terasa kering. Yups, dobel dobel manfaat yang saya rasakan. Wanginya dapet,
segarnya dapet dan juga pun terasa lembut. Paket komplit plit plit.
Ternyata mandi bisa jadi momen me
time juga loh. Apalagi kalau didukung didukung sabun yang keharumannya
bikin rileks. Nah, meski nampaknya begitu sederhana, tapi paling tidak saya
sendiri bisa merasakan manfaatnya. Saya merasa fresh, karena pada hakekatnya, me
time bertujuan membantu kita mengelola stress agar aktifitas sehari-hari
tidak terganggu. Jadi gak ada lagi alasan lagi gak bisa melakukan me time. Karena
memang me time bisa dilakukan di mana saja dengan cara sesederhana mandi. Gak
perlu deh harus nunggu punya waktu untuk body
spa di salon, ngopi cantik di kafe atau traveling ke luar negeri yang
tentunya butuh budget besar. CUKUP dengan
menikmati sensasi mandi parfum bersama VITALIS
BODY WASH kamu sudah melakukan me time loh.
Salam
~RP~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)