Hari ini saya bangun dengan
semangat 2017 ^^. Bahkan saya berhasil bangun lebih dulu dari alarm, lho.
Yeaaaay!
Hayo penasaran ya? Hari ini saya akan mengikuti acara Flash
Blogging dengan tema: Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Dalam Penurunan Prevalensi Stunting dan berita gembiranya lagi nih. Mbak Naqiyyah
(founder Tapis Blogger) memberi tahu akan hadir juga mbak Mira Sahid sebagai
salah satu narasumber *jejingkrakan*. Iyes, secara saya ngefans dengan mastah
blogger yang ketjeh ini. Salah satu emak blogger yang menginspirasi saya dalam
dunia perbloggingan.
Apa saja ilmu baru yang saya
dapat hari ini?
Saya akan sharing tentang stunting, istilah baru
yang baru pertama kali ini saya dengar. Yuk ah meluncur …
Jadi ya, STUNTING adalah tinggi badan seseorang yang berada di bawah standar yang dipengaruhi asupan gizi.
Bukan karena faktor genetik atau kelainan tulang. Mungkin kalian ada yang
mengenal Ucok Baba dan BJ. Habibie. Apakah kedua orang tersebut dikategorikan
sebagai stunting?
Ternyata BUKAN. Postur tubuh Ucok Baba demikian dikarenakan adanya kelainan
faktor tulang sedang BJ. Habibie dikarenakan adanya faktor genetik.
Mengapa kita perlu memerangi
stunting? Karena stunting berpengaruh pada tingkat kecerdasan seorang anak.
Ingat, anak merupakan generasi penerus bangsa. Lalu apa yang akan terjadi
beberapa tahun yang akan datang. Kelak generasi muda ini yang menjadi penerus
bangsa. Bayangkan apa terjadi jika SDM (calon-calon pemimpin) ini berada dalam
level rendah. Bangsa ini tentu akan mengalami keterpurukan.
Langkah apa yang bisa dilakukan? Perlu
ditekankan bahwa perang terhadap stunting merupakan tanggung jawab bersama
antara masyarakat dan pemerintah. Pemerintah tidak dapat berjalan sendiri tanpa
adanya peran serta masyarakat, terutama keluarga sebagai gerbang pertama.
Orang tua harus aware
apabila ada anak yang tinggi badannya lebih pendek dari anak seusianya dan
terjadi penurunan berat badan. Jangan anggap sepele hal tersebut karena akan
berakibat fatal bagi masa depan anak. Harus dilakukan pemantauan pertumbuhan
dengan rutin ke posyandu. Jika terjadi hal tersebut terjadi, perlu dilakukan
intervensi dengan memberikan makanan yang bergizi. Ah, makanan sehat kan mahal.
Anggapan tersebut SALAH. Makanan sederhana seperti tempe, tahu, telur dan
sayur-sayuran memiliki nilai gizi yang baik kok.
Perlu juga diperhatikan bahwa
ASI sangat berperan dalam menentukan kualitas SDM. Oleh sebab itu, ASI wajib
diberikan hingga anak berusia 2 tahun. ASI ekslusif diberikan selama 6 bulan
pertama. Setelah itu, dapat diberikan Makanan Pendamping ASI. Pemberian makanan
pada anak harus sesuai dengan tahapan umurnya. Apapun metode yang digunakan
disesuaikan dengan kondisi anak. Perhatikan teksturnya. Agar anak tidak
mengalami trauma atau melakukan gerakan tutup mulut (GTM).
Nah, untuk calon ibu, harus
dipersiapkan kondisi kesehatan dan status gizi yang baik. Pemerintah ikut
berperan serta dengan memberikan tablet penambah darah bagi remaja putri. Hal
tersebut dilakukan karena kelak remaja-remaja putri ini yang akan menjadi calon
ibu.
So, bagi para ibu mulai sekarang sebaiknya lebih dipantau lagi tumbuh kembang anak sejak dini.
Jika terjadi sesuatu “keanehan”, segera bertindak. Yuk kita sama-sama berperang
melawan stunting demi masa depan bangsa ini.
Salam,
~RP~
Aku tuh udah mau nyerah mba sama berat bdn anakku yg susah banget naik. Dibilang udah banyak cara supaya dia bisa gemukan, ttp aja gagal. Vitamin penambah napsu makan udah, makanan bergizi udah, cemilan slalu ada, susu full cream, ttp aja dia lbh kecil drpd temen sebayanya. Apa mungkin dia nurunin aku yg juga susah bgt naikin berat bdn yaa
BalasHapus