Religius. Pekerja keras. Tekun. Senang belajar.
Rapi. Kesan ini yang menurut saya mewakili sosok seseorang yang begitu penting
bagi saya. Siapakah gerangan sosok yang
sedang saya bicarakan?
Sosok itu adalaaaaah … BAPAK!
Cinta pertama keempat anak perempuannya yang cantik-cantik.
Kakak, saya dan dua orang adik. Dan akan selalu menjadi laki-laki istimewa
dalam hidup kami berempat sampai kapanpun
dan tidak akan pernah tergantikan oleh pria manapun di dunia ini. Tak salah
dong, Bapak dinobatkan sebagai pria paling ganteng diantara Mamak dan empat anak
perempuan mereka. Hei, kamu yang merasa ganteng, jangan pasang muka dongkol
gitu dong. Serius, Bapak emang beneran ganteng loh.
Saya jadi ingat satu kejadian lucu ketika
zaman kos dulu. Ceritanya Bapak dan Mamak mau datang ke kosan. Fyi, saya dulu
kuliah di kota Salatiga dan keluarga ada di Lampung. Biasa kan anak kos kalau
dikunjungi orang tua itu pasti senang pake banget. Diajakin jalan-jalan dan makan enak. Yang
pernah kos, pasti tau dong gimana rasanya jauh dari keluarga. Semua serba
dihemat. Termasuk dalam hal makan. Soalnya sudah dijatah untuk sebulan. Ya,
meski terkadang masih minta tambahan juga ^^
Nah, teman-teman kos yang semuanya perempuan pada penasaran dengan Bapak. Mereka tidak sabar untuk melihat Bapak. Di foto aja ganteng banget. Apalagi aslinya, begitu kata mereka. Sampai ada yang bilang, “aku bersedia jadi ibu tiri kamu”. Buseeeet teman yang satu ini memang gokil banget *tepok jidat*. Dan di hari kedatangan Bapak dan Mamak, teman-teman bilang, lebih keren dari yang di foto. Hmmm … Saya lupa apa reaksi saya ketika itu, marah atau justru senang ya? Kayak artis aja, Bapak punya penggemar. HAHAHA.
Saya dan Bapak. Banyak yang bilang, wajah saya itu fotokopi Bapak. Mirip banget. (Foto ketika Bapak datang ke Salatiga. Meski suasana santai, Bapak tetap setia dengan celana panjang bahan) |
Nah, teman-teman kos yang semuanya perempuan pada penasaran dengan Bapak. Mereka tidak sabar untuk melihat Bapak. Di foto aja ganteng banget. Apalagi aslinya, begitu kata mereka. Sampai ada yang bilang, “aku bersedia jadi ibu tiri kamu”. Buseeeet teman yang satu ini memang gokil banget *tepok jidat*. Dan di hari kedatangan Bapak dan Mamak, teman-teman bilang, lebih keren dari yang di foto. Hmmm … Saya lupa apa reaksi saya ketika itu, marah atau justru senang ya? Kayak artis aja, Bapak punya penggemar. HAHAHA.
Kembali lagi ke pokok. Saya lanjut lagi ya
cerita tentang Bapak. Anak mana di dunia ini yang tidak sayang dengan ayah dan
ibunya. Mamak adalah perempuan luar biasa yang telah berjuang bahkan
mempertaruhkan nyawanya agar saya bisa merasakan kehidupan di dunia ini.
Menurut cerita Mamak, diantara keempat putrinya, saat melahirkan saya butuh
ekstra perjuangan karena tubuh saya yang cukup besar untuk ukuran bayi pada
umumnya. Ketika itu, persalinan caesar belum sepopuler sekarang. Masih sangat
jarang rumah bersalin yang menyediakan layanan tersebut. Kalau pun ada, Bapak
tidak sanggup untuk membiayai.
Saat itu Bapak hanya bekerja membantu kakek
berjualan bawang di pasar sebagai kuli angkut. Tentu pendapatannya tidaklah
mencukupi untuk membiayai persalinan caesar yang terbilang mahal pada waktu
itu. Bersyukur saat ini, pemerintah sudah menyediakan fasilitas kesehatan yang
menanggung biaya persalinan caesar. Bapak dan Mamak tidak mau kehilangan saya. Singkat
cerita, lahirlah saya melalui proses persalinan dengan vakum. Dan ketika
kondisi Mamak mulai membaik, itu artinya saya dan Mamak sudah boleh pulang. Tetapi
… perjuangan Bapak dan Mamak belum selesai. Saya tidak diperbolehkan untuk
dibawa pulang karena kendala biaya. Bapak dikasih tenggat waktu mencari uang
untuk menutupi kekurangan biaya persalinan.
Saya tidak pernah tahu bagaimana cara Bapak
mendapatkan uang dalam jumlah cukup banyak dalam waktu begitu singkat. Dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan pihak rumah bersalin, Bapak berhasil mendapatkan
uang sejumlah kekurangan tersebut. Bapak dan Mamak tidak menceritakan bagaimana
perjuangan Bapak untuk memperoleh uang tersebut. Tapi yang saya tahu, Bapak dan
Mamak menyayangi saya. Terima kasih Bapak dan Mamak telah menjadi orang tua
luar biasa untuk kami berempat. Meski sebagai anak, saya jauuuuh dari kategori
anak terbaik. Saya menyayangi Bapak sama seperti saya menyayangi Mamak.
Foto Bapak dan Mamak beberapa waktu lalu. Meski mulai menua. Bapak masih tetap ganteng, kaaaan? |
Ketika saya kecil, Bapak tidak banyak waktu untuk berkumpul dengan anak-anaknya. Waktu Bapak lebih banyak dihabiskan di ladang. Bapak memang petani. Bapak berangkat pagi dan sampai di rumah sudah hampir gelap. Begitulah kegiatan Bapak sehari-hari. Malam harinya Bapak sering merasa kelelahan. Saya dan adik bergantian memijit kaki Bapak. Terkadang Bapak ketiduran. Kenangan manis masa kecil.
Sedih-sedihnya udahan ya. Sekarang ganti cerita
HEPI, yuk. Ssssst … saya mau kasih hadiah istimewa untuk Bapak. Ih, kok Bapak aja
trus Mamak gak di kasih? Begini loh, bukan saya lebih menyayangi salah satu
diantara keduanya. Alasannya karena di keluarga, Bapak yang paliiiiiiing jarang
dapat hadiah, kado, bingkisan dkk. Hari ulang tahun Bapak memang masih dua bulan lagi
sih. Tapi sah-sah aja kan ngasih hadiah meski tidak bertepatan dengan hari spesial. Semoga
hadiah kejutan yang saya siapkan, bisa memberi senyum di wajah Bapak yang mulai
menua. Tapi masih tetep ganteng.
Yuk belanja!
Saya bukan orang yang kalau belanja suka keluar
masuk toko satu ke toko lainnya untuk mencari barang yang diinginkan. Maunya one
stop shopping yang kategori produknya lengkap jadi belanja cukup di satu tempat aja. Trus belanjanya bisa dari mana aja,
sambil nyantai di kamar, misalnya. Duh, ini orang banyak amat maunya *plak.
Hei, sekarang kan sudah zaman internet. Ada banyak toko online yang menyediakan berbagai macam barang keperluan yang kita cari. Salah satunya ELEVENIA, yang menawarkan jutaan produk dengan harga terbaik, diskon istimewa, dan promo menarik setiap hari. KLIK. CARI. HEPI. Pernah dengar kan yaaaaaak? Toko online ini memang ingin memberi pengalaman belanja yang bikin HEPI. Saya mau kasih sedikit bocoran. (Jangan) KASIH tau siapa-siapa ya. Ini (BUKAN) rahasia. Jadiiiiiii ... ada yang namanya Elevenia Day, yang jatuh pada tanggal 11 setiap bulannya. Di hari tersebut Elevenia memberikan diskon spesial sebesar 11% untuk semua produk. Nah, untuk kamu yang sudah jadi member, wajib bikin reminder tuh supaya gak kelewat kesempatan langka ini.
Jeng … jeng … jeng …
Yuk belanja!
Buat kamu yang penasaran dengan Elevenia |
Hei, sekarang kan sudah zaman internet. Ada banyak toko online yang menyediakan berbagai macam barang keperluan yang kita cari. Salah satunya ELEVENIA, yang menawarkan jutaan produk dengan harga terbaik, diskon istimewa, dan promo menarik setiap hari. KLIK. CARI. HEPI. Pernah dengar kan yaaaaaak? Toko online ini memang ingin memberi pengalaman belanja yang bikin HEPI. Saya mau kasih sedikit bocoran. (Jangan) KASIH tau siapa-siapa ya. Ini (BUKAN) rahasia. Jadiiiiiii ... ada yang namanya Elevenia Day, yang jatuh pada tanggal 11 setiap bulannya. Di hari tersebut Elevenia memberikan diskon spesial sebesar 11% untuk semua produk. Nah, untuk kamu yang sudah jadi member, wajib bikin reminder tuh supaya gak kelewat kesempatan langka ini.
Hadiah yang akan saya berikan untuk Bapak adalaaaaah ...
Kemeja Batik |
Bapak itu termasuk tipe pria
yang begitu peduli dengan penampilan. Tidak harus mengenakan pakaian mahal dan
baru. Bapak
dan Mamak bisa dibilang cukup aktif dalam acara di lingkungan adat dan gereja. Kemeja batik sangat cocok dipakai untuk kedua acara tersebut. Batik memberi kesan resmi dan gagah.
Celana Bahan |
Seingat saya, sejak dulu Bapak selalu
memilih untuk menggunakan celana panjang bahan. Mulai ke sini, Bapak mau
memakai celana jeans. Itu pun liat-liat-liat juga acaranya. Kata Bapak, kalau ingin dihargai orang, maka harus dimulai dari menghargai diri sendiri dulu. Salah satunya bagaimana cara seseorang berpakaian. Pakaian yang dikenakan, harus bisa menyesuaikan dengan acara yang didatangi. Istilah sekarang, jangan salah kostum. Memang kalau untuk urusan penampilan, Bapak
top banget deh. Sebagai seorang putri gadis, saya masih kurang peduli
penampilan. Masih harus belajar banyak dari Bapak.
Ikat Pinggang |
Ikat Pinggang. Benda ini tidak pernah
terlupakan. Bapak selalu mengenakan ikat pinggang. Supaya terlihat lebih rapi,
begitu kata Bapak.
Sepatu Pantofel |
Meski Bapak bukan orang kantoran yang identik dengan sepatu pantofel, Bapak punya beberapa “koleksi” sepatu. Warna hitam menjadi pilihan utama Bapak. Eh, ada satu sepatu Bapak berwarna cokelat.
Selain hadiah-hadiah itu, saya mau
menuliskan “surat cinta” untuk Bapak. Supaya Bapak semakin HEPI menerima
hadiahnya.
Syalom, Bapak.
Terima kasih sudah menjadi Bapak yang luar biasa
untuk kakak, aku dan adik-adik, anak-anak Bapak.
Terima kasih untuk semua nasihat yang selalu Bapak
ajarkan. Sehingga aku mempunyai petunjuk ketika aku diperhadapkan dalam
berbagai masalah kehidupan. Jadilah orang jujur, kata yang selalu Bapak diingkatkan.
Dan aku selalu memegang prinsip itu. Bapak benar. Kejujuran itu penting meski
terkadang berat untuk dilakukan. Pesan Bapak begitu berharga ketika aku berbaur
dengan berbagai macam orang di luar sana.
Terima kasih untuk doa-doa terbaik yang selalu
mengiringi tiap langkahku hingga saat ini.
Terima kasih telah mengantarkan aku menuju tangga
pendidikan sarjana. Pesan Bapak, belajarlah dengan sungguh-sungguh. Gunakan kesempatan
dengan baik. Dulu Bapak ingin sekali masuk perguruan tinggi, tetapi sebagai
anak tertua laki-laki, Bapak harus membantu Kakek bekerja untuk mencukupi
kehidupan keluarga. Bapak menyimpan rapi keinginan tersebut. Dan Bapak berjanji
dalam hati, anak-anak Bapak harus menjadi sarjana. Pesan ini yang menjadi
kekuatanku agar tidak menyerah ketika materi kuliah terasa begitu berat.
Tidak
akan pernah bisa berhenti aku mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak dan
juga Mamak.
Aku
sadar tidak akan pernah bisa membalas rasa sayang yang telah kalian berikan
kepadaku sejak dalam rahim hingga saat ini. Doaku, semoga Bapak dan Mamak
selalu dalam keadaan sehat dan Tuhan memberi umur panjang. Sehingga aku punya
kesempatan untuk membuat kalian tersenyum bahagia. Meski sedikit, setidaknya
Bapak dan Mamak bisa menyaksikan “hasil” dari segala perjuangan yang telah
Bapak dan Mamak berikan kepadaku.
Terima kasih Bapak dan juga Mamak. Aku sayang
kalian.
With love,
~RP~
gaya bapaknya mbak roma di foto pertama keren euyy... tipikal pria humoris :)
BalasHapusHahahaha ... foto ala-ala film India gituu, gak bisa liat pohon nganggur ^^
Hapus