“Kalo gak bisa, ya sudah, gak usah main sepeda”, kalimat yang diucapkan seorang ibu kepada anak perempuannya yang masih berusia 2 tahun (sebut saja, Anggun. Bukan nama sebenarnya ^^). Kalimat tersebut diucapkan dengan nada kesal karena Anggun memiliki keinginan tinggi untuk bermain sepeda, tetapi si gadis kecil itu masih kesulitan untuk mengayuh sepeda roda tiganya. Sedang si ibu tidak sabar untuk mengajarkannya. Tanpa disadari, kalimat sederhana ini, ternyata mampu memberi dampak negatif bagi perkembangan psikologis seorang anak di kemudian hari.
Pada usia 2-3 tahun, sesuai dengan tugas
perkembangannya, seorang anak memasuki tahapan dimana ia memiliki kemauan kuat
untuk mengeksplorasi lingkungan dan kemampuan dalam dirinya. Di sinilah orang
tua memiliki peranan penting dalam mendorong anak dengan memberikan stimulasi
yang tepat. Baik melalui tindakan maupun perkataan. Jangan sampai tindakan maupun
kata-kata yang terucap justru “mematahkan” semangat anak untuk menggali
kemampuannya. Hal ini akan terus tertanam dalam pola pikirnya bahwa ia tidak bisa, tidak mampu. Akhirnya anak
tumbuh menjadi pribadi yang yang kurang percaya diri akan kemampuan yang
dimilikinya. Bagaimana anak akan menghadapi kehidupan yang penuh persaingan ini
jika ia sendiri tidak yakin dengan kemampuan yang dimilikinya.
Nah, bagi orang dewasa, tidak hanya ayah
dan ibu, loh. Kakak, om, tante, kakek, nenek, semua anggota keluarga harus bisa
bekerja sama menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi anak untuk
bereskplorasi. Bantu mereka untuk menjadi pribadi-pribadi tangguh.
Fyi, Indonesia begitu membutuhkan generasi
muda tangguh. Pemuda yang tidak rapuh. Kalau rapuh, itu mah hati aku yang
kehilangan kamu. Jiaaah. Jika memang ngakunya mencintai bangsa ini, tidak harus
muluk-muluk masuk dalam jajaran orang-orang hebat di negeri ini. Udah tua, cuy ^^ Pastinya bakal kalah bersaing
dengan orang-orang muda di luar sana. Ciyeeeh yang udah tua, ciyeeeh. Ahaaay! Etapi
saya belum termasuk loh, ya. Masih bakal calon orang tua. Hei, para pria single, adakah yang mau berkolaborasi
dengan saya??? *kedip-kedip mata*
Sebagai orang tua, cukup melakukan hal sederhana ini untuk menunjukkan kecintaan dan bakti kepada tanah air ini. Cetaklah
generasi muda hebat yang kelak akan memimpin bangsa Indonesia tercinta ini.
Generasi muda yang akan mengawal negeri ini bersaing di kancah internasional. Generasi
muda yang mampu mempertahankan kemerdekaan negeri ini. Generasi muda yang dapat
diandalkan untuk menjaga kedaulatan bangsa ini.
Benar. Masa depan bangsa Indonesia sangat
ditentukan dengan pemuda-pemudi berkualitas. Siapkah para orang tua untuk menyiapkan
calon-calon berkualitas yang kelak akan memimpin bangsa ini?
Tak perlu dijawab, mari direnungkan! Dan mulailah
menjadi orang tua yang bijaksana.
Tulisan ini saya tulis sebagai bentuk
keprihatinan saya terhadap anak-anak Indonesia yang akhir-akhir ini sering
mengalami ketidakadilan. Hak bermain mereka disunat. Orang tua yang terlalu
banyak menuntut. Anak sering dijadikan sebagai “tempat” pelampiasan amarah, “objek”
seksual. Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian di luar sana yang tidak
berpihak pada anak, generasi masa depan bangsa.
Salam,
~RP~
sumber gambar 2 (http://m.timesindonesia.co.id/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)