Bangunan didominasi warna kuning ceria :) |
Terdampar. Lebay
bingit ya judulnya^^
Jumat siang
lalu (3 Februari), tanpa ada rencana sebelumnya, kami berempat, Abang, Kakak, Hara dan saya
memutuskan untuk pergi ke Rantau Prapat. Tujuannya hanya untuk sekedar
jalan-jalan sembari kulineran, supaya dibilang kekinian gitu deh. Kebetulan
saya juga belum pernah menginjakkan kaki di kota tersebut.
Kami menempuh perjalanan kurang lebih dua jam dengan mengendarai mobil. Memasuki kota Rantau Prapat, perut mulai terasa lapar. Dari rumah, memang kami sengaja tidak makan. Kan ceritanya mau kulineran. Kami pun memutuskan untuk mencari tempat untuk mengisi perut kosong sebelum melanjutkan keliling-keliling kota Rantau Prapat.
Kami perlahan
menyusuri jalan sambil fokus mencari tempat makan. Hanya saya dan kakak saja,
loh ya. Abang yang sedang menyetir, tetap fokus dengan jalan yang ramai dengan kendaraan
yang berlalu lalang. Dan tiba-tiba mata kakak tertuju pada Ayam Penyet Cinde
Laras yang terletak di jalan Sisingamangaraja No. 98 Rantau Prapat.
Restoran Cinde
Laras didominasi warna kuning. Fyi, warna kuning bisa memberi efek psikologi
terhadap nafsu makan. Mungkin pemiliknya menggunakan teori ini. Ternyata tidak
hanya di Rantau Prapat, restoran ini telah berdiri sebelumnya di kota Medan dan
Pematang Siantar.
Restoran ini
memiliki area parkir yang cukup luas sehingga mampu menampung banyak kendaraan
pengunjung yang akan mampir untuk mencicipi hidangan yang tersedia. Ketika
memasuki pelataran parkir, dengan mudah kami menemukan tempat. Pihak manajemen
Cendi Laras sepertinya begitu memperhatikan kenyamanan pengunjung. Terkadang
orang-orang malas untuk datang ke suatu tempat karena kesulitan untuk mencari
tempat parkir.
Area parkir yang luas membuat nyaman para pengunjung. |
Ketika masuk,
kami disambut dengan senyum ramah dari kakak-kakak waitress dan abang-abang waiter
yang berdiri di pintu masuk. Tidak hanya areal parkir saja yang luas. Ruang
yang ada di restoran juga luas. Interiornya didominasi dengan aksen natural.
Dinding dilapisi bahan kayu. Kursi berbahan rotan semakin menambah kesan
alaminya. Suasana ruangannya (sedikit) gelap. Padahal terdapat deretan beberapa
lampu hias gantung. Tetapi tidak ada satu pun yang dinyalakan. Saya tidak tahu
disengaja atau tidak.
Bagi pengunjung
disediakan pilihan untuk makan di luar maupun di dalam ruang. Tergantung selera
masing-masing pengunjung saja.
Kami memilih
makan di dalam dengan meja yang cukup luas agar Hara bisa dibaringkan sejenak
di meja. Perjalanan dua jam, tentu cukup melelahkan bagi seorang bayi berumur 3
bulan. Seorang kakak waitress datang
menghampiri meja kami dan membawakan buku menu. Meski namanya ayam penyet,
menunya tidak hanya ayam penyet saja. Ada juga lele penyet, nasi goreng, asam manis.
Maafkeun, hanya tiga menu itu saja yang masih nyantol di otak. Abang memesan
lele penyet, kakak dan saya memesan ayam penyet.
Sambil menunggu
menu pesanan datang, saya mengitari ruangan karena tertarik dengan quotes dan foto-foto yang terdapat di
dinding restoran ini. Tak perlu menunggu lama, pesanan kami pun datang.
Syukurlah, karena perut ini semakin terasa lapar.
Quote yang paling bawah, gue bingits. Hahahaha^^ |
Menu pesanan
kami pun datang. Satu porsi lele penyet plus segelas es teler untuk abang. Seporsi
ayam penyet dan milkshake cokelat untuk
kakak. Sedangkan saya seporsi ayam penyet ditambah segelas es teler. Dan sebotol
susu putih for baby girl Hara (special
served by her mommy^^).
Sebelum menyantap makanan dan minuman yang terhidang di depan saya, foto-foto dulu dong. Berhubung abang terlihat sudah lapar, si lele penyetnya tidak bisa ikutan narsis deh. Hahahahaha.
Saat kami sedang
fokus menikmati hidangan masing-masing, tiba-tiba mr. fly muncul, seakan tidak mau ketinggalan untuk bergabung. Uuuh.
Kehadiran mr. fly yang berkali-kali
itu cukup mengganggu suasana. Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,
ya.
Ayam penyet
dihidangkan bersama urap, ikan asin, tempe goreng dan tidak ketinggalan sambel
yang cukup banyak. Bagi pecinta rasa pedas, pasti cocok, nih. Kebetulan saya kurang begitu suka pedas. Takaran sambal yang
banyak tersebut serasi dengan tagline
yang diusung restoran Cinde Laras, “orang cerdas suka pedas.” USayang untuk rasa ayam penyetnya
terlalu asin di lidah saya.
Tagline Restoran Ayam Penyet Cinde Laras "Orang Cerdas Suka Pedas" |
Minuman es teler
yang disajikan tidak sesuai dengan ekspektasi. Menurut saya kurang lengkap. Hanya
terdapat kelapa muda, agar-agar, nangka saja. Dan terlalu banyak es batunya.
Harga cukup
ramah di kantong. Kami bertiga habis 95 ribu rupiah. Perut kenyang tetapi kantong tetap aman.
Kakak-kakak waitress dan abang-abang waiternya ramah. Sehingga kita merasa
nyaman.
Secara keseluruhan saya merasa puaas!
Secara keseluruhan saya merasa puaas!
Sekian
pengalaman saya terdampar di Cinde Laras Rantau Prapat. Terima kasih abang dan
kakak yang sudah mengajak jalan-jalan. Ditunggu ajakan berikutnya *ngarep*.
Wkwkwkwk.
PS: postingan pertama tentang review kuliner.
Salam,
~RP~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)