Pindang Ikan |
Indonesia merupakan negara yang dikelilingi lautan. Setiap tahun, hampir 15 ton ikan dihasilkan. Namun sangat disayangkan, hasil laut yang melimpah itu tidak dibarengi dengan jumlah ikan yang dikonsumsi masyarakat. Padahal ikan memiliki begitu banyak manfaat, terutama bagi anak-anak. Kandungan Omega-3 pada ikan sangat baik dalam membantu perkembangan sel otak. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada tahun 2014, konsumsi ikan Nasional Indonesia mencapai 38 kg/tahun. Tertinggal jauh dari Jepang yang mencapai angka 140 kg/tahun. Karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengeluarkan “Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan atau GEMARIKAN”.
Sebagai bentuk
kepedulian pada Nutrisi Untuk Bangsa, maka Sari Husada, melalui
kegiatannya Jelajah Gizi yang bertujuan mengenalkan keanekaragaman makanan khas
daerah di nusantara. Tak hanya itu, sekaligus sejarah dan budaya yang ,elatarbelakangi makanan tersebut. Kegiatan serupa sudah pernah dilakukan sebelumnya. Pada kegiatan kali ini,
daerah yang dipilih untuk kegiatan Jelajah Gizi adalah Propinsi Sulawesi Utara
yang kaya dengan sumber daya laut. Kegiatan ini berlangsung di
kabupaten Minahasa. Sehingga nama kegiatannya, yaitu Jelajah Gizi Minahasa.
Dulu, makanan berbahan dasar daging
merupakan menu kesukaan keluarga kami. Ayah, ibu, kakak, saya, dan adik-adik. Kami
kurang begitu suka mengonsumsi ikan. Alasan utamanya karena ikan bau amis yang
cukup “menggangu” acara makan. Jadilah makanan berbahan daging selalu hadir di
meja makan sebagai sajian makan sehari-hari. Kebiasaan tersebut terus
berlanjut. Hingga suatu ketika, ayah dan ibu sering mengeluh sakit di bagian
tengkuk. Dan ketika dilakukan pemeriksaan, ternyata kadar kolesterolnya tinggi.
Menurut dokter, naiknya kadar kolesterol
karena pola makan tidak sehat, diantaranya terlalu sering mengonsumsi daging.
Memang kolesterol sangat dibutuhkan tubuh untuk regenerasi sel-sel tubuh yang
telah rusak agar organ-organ tubuh dapat berfungsi dengan normal. Namun jika terlalu
tinggi kadarnya justru akan menggangu.
Fyi, terdapat 2 jenis kolesterol.
Kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL). Keduanya mempunyai fungsi
yang berbeda. Kolesterol jahat membawa kolesterol dari organ hati ke sel-sel
yang membutuhkan. Sedangkan HDL membawa kembali kolesterol ke dalam organ hati.
Kemudian kolesterol tersebut dihancurkan dan dikeluarkan tubuh melalui kotoran.
Dokter menyarankan untuk mengubah kebiasaan
mengonsumsi daging. Untuk mencukupi kebutuhan protein, dapat diperoleh dengan mengonsumsi
ikan. Sulit. Tetapi harus dilakukan mengingat pentingnya kesehatan. Dengan
tingginya kadar kolesterol dalam darah, banyak penyakit berbahaya dan mematikan
yang siap bersarang di tubuh, diantaranya jantung dan stroke.
Karena pengalaman yang cukup “mengerikan”
itu, sekarang kami lebih suka untuk menyantap ikan, terutama ikan laut. Karena
ikan laut bau amisnya tidak terlalu menyengat. Untuk menyiasati bau amis, ibu
memanfaatkan beraneka ragam bumbu. Ya, sejak dulu Indonesia kan tersohor sebagai
bangsa yang kaya akan rempah-rempah. Nah, agar lebih bervariasi dan kami tidak
bosan, ibu memasak dengan cara dipepes, pindang atau dibakar. Enak dan tidak
bau amis lagi! Ternyata menyantap ikan tidak selalu harus digoreng, loh. Siapa bilang
makan ikan itu tidak enak. Tergantung bagaimana kreativitas dalam pengolahannya
saja. Terbukti sekarang kami tidak lagi “memusuhi” ikan. Justru sekarang ikan
merupakan sahabat terbaik dalam menjaga kesehatan tubuh.
Beberapa waktu lalu, kami sekeluarga
jalan-jalan. Momen kebersamaan yang mulai terasa langka. Karena sejak menikah,
kakak tinggal berjauhan sehingga jarang bisa kumpul seperti ini, dalam formasi
lengkap. Tidak mau membuang kesempatan, kami memutuskan untuk mengunjungi
pantai Labuhan Jukung Krui. Menikmati suasana pantai sekaligus kulineran olahan
laut.
Perjalanan dari rumah, memakan waktu
sekitar 1 jam 30 menit. Ketika memasuki daerah Krui, mulai terasa hawa laut
dengan udaranya yang cukup panas. Berbanding terbalik dengan suasana tempat
tinggal kami yang sejuk karena merupakan daerah perbukitan.
Kedatangan kami disambut patung ikan blue marlin,
yang merupakan ikon Krui. Penduduk setempat menyebutnya dengan ikan tuhu.
Sayangnya karena lalu lintas yaßng cukup ramai, saya tidak bisa mengambil foto
patung tersebut.
Pertama yang kami cari adalah tempat makan,
kebetulan sudah waktunya untuk makan siang. Kami menemukan sebuah tempat makan
yang menyajikan aneka olahan ikan laut. Sambil menunggu pesanan makanan datang,
kami bermain ombak di pinggir pantai. Ombaknya yang begitu besar. Demi
keselamatan, pengunjung tidak diperbolehkan untuk berenang.
Pesanan pun datang. Kami segera menyantap
hidangan yang disajikan. Aroma ikan bakar sungguh menggoda selera. Apalagi
dengan suguhan pemandangan pantai yang indah dan suara deburan ombak. Tentu semakin
semangat makannya. Tak perlu lama-lama, kami bertujuh menghabiskannya. Perut
kenyang dan angin sepoi-sepoi, membuai mata kami.
Rasa kantuk menghampiri. Tapi kami tidak mau begitu saja melewatkan momen kebersamaan ini. Lalu kami pun kembali menyusuri pantai sambil
mencari kulit kerang. Di pinggir pantai, terdapat sejumlah orang yang sedang
asyik memancing. Udang kecil mereka jadikan sebagai umpan.
Oiya, menurut informasi dari penduduk
setempat, ikan tuhu (blue marlin) merupakan hasil laut yang melimpah di Krui.
Sehingga tak salah jika ikan blue marlin dijadikan sebagai ikon. Beraneka macam
olahan ikan blue marlin tersedia, diantaranya sate, bakso. Tetapi perut kami
tidak sanggup lagi untuk menampung makanan. Tunggu kedatangan kami berikutnya,
ya.
Bahkan mungkin ada masyarakat Indonesia
yang belum pernah mencicipi ikan blue marlin. Saya salah satunya. Penasaran
juga bagaimana rasanya. Tapi saya cukup beruntung. Dalam perjalanan pulang, tak
sengaja kami melihat seorang yang menjual ikan marlin di pinggir jalan. Ayah
segera menghentikan mobil untuk membeli.
Sesampainya di rumah, ikan blue marlin tadi
segera diolah untuk santapan makan malam. Rasanya? Enak, teksturnya lembut dan yang
paling penting tidak amis. Sama seperti sedang memakan daging ayam. Enol
yang biasanya pilih-pilih makanan, ternyata suka makan
ikan ini.
Penasaran? Buktikan
sendiri ^^
Yuk, berkreasi dengan olahan ikan. Karena ikan
itu, kaya manfaat, enak, mudah didapatkan, dan lagi lebih murah dibandingkan
daging.
Selamat berkreasi, kawan.
Salam,
~RP~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)