Budi
Pekerti.
Bukan.
Ini bukan nama kakak, adik atau sahabat saya. Hihihi ^^
Budi
pekerti merupakan standar moral bagi seseorang dalam berpikir, berbicara dan
berperilaku. Pendidikan budi pekerti pertama kali diajarkan di lingkungan
keluarga. Saya ingat bagaimana ketika kecil, saat menerima sesuatu dari
seseorang, saya diingatkan orang tua untuk selalu mengucapkan terima kasih.
Saat lewat di depan orang yang lebih tua, mengatakan permisi. Jika memberi atau
menerima sesuatu dari seseorang, harus menggunakan tangan kanan. Saat bermain
bersama, tidak boleh merebut mainan. Meminta maaf ketika menyakiti teman. Itu
beberapa hal yang berhubungan dengan budi pekerti yang diajarkan kepada saya sejak
kecil dan terus terngiang hingga saat ini. Saya tidak pernah lupa dengan
nasihat tersebut.
Kenapa
sih, pendidikan budi pekerti itu penting? Karena manusia merupakan makhluk
sosial yang hidup berdampingan dengan orang lain. Nah, budi pekerti itu semacam
aturan (tidak tertulis) tentang bagaimana seharusnya seseorang berinteraksi
dengan lingkungannya. Tidak terbatas hanya di dalam lingkungan keluarga saja.
Namun lebih dari itu, bagaimana seseorang berinteraksi dengan masyarakat luas
yang terdiri dari beraneka karakter, baik usia maupun budaya.
Sejak
dulu, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya budaya dan kearifan lokal. Bangsa
yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan kesopanan. Namun, beberapa waktu
belakangan ini, kita sering mendengar bahwa generasi muda mulai mengalami
krisis moral. Tak jarang, kita mendengar anak usia TK mengucapkan kata-kata
kasar kepada temannya saat sedang bermain bersama. Ke mana hilangnya
nilai-nilai luhur yang telah diajarkan oleh nenek moyang kita secara turun
temurun?
Apakah
kita akan diam saja? Tidak! Lalu apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya?
Orang
tua sebagai teladan utama bagi anak, sebisa mungkin memberi contoh yang baik
kepada anak. Tidak hanya dalam perkataan saja. Namun yang tak kalah penting
adalah tindakan. Karena anak akan lebih mudah untuk mencernanya. Percuma orang
tua sudah berbicara panjang lebar, tetapi perilakunya berlawanan dengan apa
yang diucapkan. Semua itu hanya akan masuk telinga kanan dan keluar telinga
kiri. Selain itu, tanamkan juga nilai-nilai agama sejak dini.
Mengajarkan
sopan santun tidak mutlak hanya tugas orang tua di rumah. Guru-guru di sekolah
juga mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter seorang anak. Ya,
karena sebagian besar waktu anak dihabiskan dalam lingkungan sekolah. Mulai
dari pagi hingga sore hari mereka berada di sekolah. Berinteraksi dengan para
guru dan teman-teman sebaya. Tugas sekolah memang terbilang berat. Tidak hanya
melulu pada pembentukan intelegensia anak tetapi harus dibarengi pula dengan
pendidikan budi pekerti. Harus ada keseimbangan diantara keduanya.
Perlu
diingat, seseorang yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi tidak
menjamin hidupnya akan sukses di kemudian hari. Bayangkan jika generasi muda
Indonesia memiliki tingkat intelektual tinggi namun tidak dibarengi dengan pendidikan
budi pekerti. Mereka akan hidup saling menjatuhkan karena ego masing-masing.
Nah, apa yang akan terjadi pada bangsa ini? Perlahan namun pasti akan terpecah
belah. Tentu kita tidak menginginkan hal itu terjadi. Kita ingin Indonesia
tetap jaya sampai kapan pun dan masyarakatnya bisa hidup dengan nyaman dan
sejahtera.
Yuk,
kita kembalikan lagi nilai-nilai luhur yang mulai memudar. Jangan sampai
Indonesia menjadi bangsa yang amburadul karena masyarakatnya hidup semaunya
saja. Kita bangun Indonesia dengan menegakkan kembali pilar budi pekerti.
Salam
Hangat,
~RP~
Budi pekerti memang tugas orang tua dan guru untuk membentuknya, harus sejalan, kalau cuma sepihak, pincang jadinya :)
BalasHapus