Kali
ini saya mau mengajak untuk kamu menjelajah sebuah novel Amore karya Rina
Suryakusuma, yang berjudul Just Another
Birthday. Sebenarnya, sudah cukup lama saya membelinya, tetapi dulu belum
terlintas dalam pikiran saya untuk mendokumentasikannya. Wong, dulu belum kenal apa itu blog.
Awalnya
tertarik dengan buku ini karena cover bagian depannya yang keceeh. Sepotong cake bertopping cokelat yang begitu menggoda selera. Hihihi. Terus beralih
ke bagian cover belakang, baca blurbnya
saya semakin tergoda. Tanpa ragu, saya segera membawa novel ini ke kasir.
Daan…
setelah membaca isi keseluruhan novel ini, saya merasa puas. Ceritanya
sederhana dan sudah umum, tentang kehidupan seorang single mom. Tetapi cara penyampaiannya begitu menarik dan tidak
mudah ditebak sehingga membuat saya penasaran untuk membacanya sampai selesai.
Saya
serasa ikut masuk dalam cerita. Apalagi saat menceritakan adegan antara tokoh utama
bersama putri kecilnya. Saya bisa membayangkan bagaimana tingkah lucu si gadis
cilik berusia empat tahun itu dengan segala rasa keingintahuannya. Sangat
menggemaskan!
Hayooo…!
Kamu jadi penasaran untuk tahu lebih banyak tentang novel ini, kan? Kalau begitu
kita mulai saja penjelahannya, ya…
Judul buku : Just
Another Birthday
Penulis :
Rina Suryakusuma
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-9948-9
Kategori :
Fiksi - Amore
Mari menjelajah…
“Kerugian
buat seorang pria, artinya kemenangan buat pria lain.” (Just Another Birthday,
hal. 100)
Sarah,
single mom dengan seorang anak perempuan cempluk berusia empat tahun. Penggila kopi.
Pada usianya yang masih muda, ia belajar bahwa hidup itu tidak seindah dongeng.
Ia harus menelan pil pahit kehidupan, melahirkan di usai yang masih muda, 20
tahun. Ya, menjadi seorang single mom.
Dulu,
saat masih kecil, Sarah sering membayangkan pangeran tampan akan datang di atas
kereta berkuda. Lalu mereka menikah dan hidup bahagia selamanya. Tapi semua itu
hanya ada di buku dongeng yang dibacanya, bukan di kehidupan nyata. Tak ada
yang namanya Prince Charming.
Awalnya
kehidupan Sarah berjalan pada tempatnya, seperti kehidupan para gadis pada
umumnya. Sejak peristiwa itu terjadi, semua berubah total! Namun tidak ada yang
perlu disesalkan. Sudah terlanjur terjadi. Sarah sadar dengan tangis yang
bagaimanapun hebatnya, kenyataan tak dapat diubah. Mama menentang keras saat
Sarah mengutarakan keinginannya untuk melakukannya aborsi. Bahkan mama
mengancam tidak akan mengakui Sarah sebagai anak lagi. Tidak sampai kapan pun!
Karena menurut mama, aborsi adalah pembunuhan dan itu melanggar perintah Tuhan.
Dia
sudah punya jiwa dan roh. (Just Another Birthday, hal. 41)
Dan
saat itu, Sarah harus mengambil satu keputusan. Keputusan terbesar dalam
hidupnya. Ia mengikuti perintah mama untuk tetap pertahankan janin yang ada
dalam kandungannya.
Kini,
Sarah bersyukur telah menuruti nasehat mama. Tuhan menghadiahi permata cantik,
Cassie. Putri kecil itu selalu membuat harinya ceria. Dengan hadirnya Casssie,
tak pernah lagi Sarah merasakan kesepian. Sarah yang manja telah menjelma
menjadi wonder woman. Tapi dia bahagia dengan kehidupannya itu!
Positif
Herpes Zoster. Dokter menyarankan agar Sarah cuti selama seminggu. Lembaran
baru dalam buku kehidupan Sarah dimulai, Tuhan mempertemukannya dengan Jeremy,
seorang pria simpatik. Ya, Sarah sempat mengalami fase denial, dia selalu
berusaha menghindari apa pun yang berkaitan dengan hati. Sarah menghindari
sakit hati, menghindari ketertarikan pada teman pria dan tidak ingin jatuh
cinta lagi. Namun dengan adanya pria itu, Sarah bisa melihat lebih banyak
keindahan sederhana. Impian masa kecilnya tentang seorang pangeran tampan
seakan terjawab dengan kehadiran sosok Jeremy di kehidupannya.
Tak
hanya Sarah, Cassie pun terlihat begitu bahagia sejak kehadiran Jeremy. Cassie
selalu bersemangat menghabiskan waktu bermain bersama Jeremy. Nonton DVD film princess
berdua, mewarnai. Dalam hati gadis kecil itu, ia berharap Jeremy kelak menjadi
papanya. Dan seakan pertemuan itu merupakan jawaban dari pertanyaan kritis anak
berusia empat tahun ini, “Ma, di mana Papa?”
Sarah
berpikir segalanya mungkin terjadi hingga ayah kandung dari putrinya kembali ke
dalam kehidupan mereka berdua, Sarah dan Cassie. Perlahan kebahagiaan itu mulai
memudar.
Dan
ketika kebahagiaan itu nyaris berada dalam genggaman, justru Sarah dihadapkan
pada satu batu ujian… dia harus siap kehilangan orang terpenting dalam
hidupnya. Orang yang selalu mengesampingkan perasaan dan kebahagiaannya sendiri
demi kebahagiaan Sarah. Kabar buruk itu tiba dan menghancurkan semua rencana
indah Sarah.
Layakkah
Sarah merasakan kebahagiaan? Layakkah Sarah dan Jeremy hidup bersama?
Kalimat
favorit…
Ikuti saja kata hatimu. (Just Another Birthday, hal. 78)
One heart in two bodies, that friendship is all about. (Just Another Birthday, hal. 103)
Buat seorang ibu, tidak ada yang lebih mengharukan daripada melihat anaknya bahagia. (Just Another Birthday, hal. 129)
… itulah gunanya pasangan hidup. Dalam susah dan senang kalian akan bersama, berdua, selamanya. (Just Another Birthday, hal. 132)
… berdoa, sebut nama Tuhan. DIA pasti akan bantu kamu menahankan rasa sakit ini. (Just Another Birthday, hal. 217)
DIA akan beri semua indah pada waktunya. (Just Another Birthday, hal. 237)
Pesan…
Untuk menuliskan
review ini, saya membaca ulang. Dan seperti saat pertama kali membaca, saya
tetap bisa menikmati jalan cerita hingga selesai. Tetap penasaran. Dan merasa gemas
dengan kelucuan dan kepolosan khas anak usia empat tahun yang ada dalam diri
Cassie. Jadi terbayang dengan Enol, keponakan saya. Kritis dan suka bertanya
segala hal, mulai dari pertanyaan sederhana sampai pertanyaan yang jawaban njelimet. Sukses membuat saya salah
tingkah karena bingung untuk menjelaskannya. ^_^
Ada perasaan ngiri dengan Sarah. Kok bisa? Karena
Jeremy selalu bersikap sangat lembut dan penuh kasih sayang. Sarah merasa aman
dan terlindungi saat di dekat Jeremy. Because
he is a superman. Yup, sepertinya itu impian para wanita, termasuk saya ;)
Meskipun sebuah
novel Amore, yang identik dengan cinta-cintaan. Novel ini, isinya tidak melulu
membahas tentang kisah percintaan. Terselip juga pesan bagaimana kita seharusnya
menjalani kehidupannya ini.
Novel ini
mengingatkan bahwa dalam keadaan terpuruk sekalipun, kita tetap harus berpikir
jernih. Tidak boleh gegabah. Jangan sampai mengambil keputusan salah yang
mungkin akan kita sesali seumur hidup. Dengarkan pendapat orang lain!
Salam wonder woman,
~RP~
Wah bukunya bagus sepertinya Kak. Jadi kepingin baca
BalasHapusNovel ini bisa masuk wishlist book, mbak. Recommended banget, deh ^_^
Hapus