Hati-hati dengan hatiku,Karena hatiku mudah layu
Sepenggal
lirik lagu berjudul Cinta Gila dari band Dewa 19 yang dinyanyikan Enol dengan
gaya seorang rocker sontak membuat
saya syok. “Aduh, dari mana keponakan saya nan imut ini dengar lagu
tersebut?” batin saya. Usut punya usut Enol, mendengarnya dari tayangan
sinetron di salah satu stasiun televisi swasta.
Suatu
ketika Enol sedang asyik bermain skuter dan tidak sengaja menabrak kaki saya.
Secara spontan saya mengatakan “Hati-hati, Enol. Kan, sakit.” Dan Enol pun
langsung menyanyikan penggalan lagu Sakitnya Tuh Di Sini dari Cita Citata. Saya
hanya bisa geleng-geleng kepala.
Dan pernah
suatu kali Enol menyanyikan lagu yang liriknya, ku hamil duluan, sudah tiga bulan. Astaga! Saya benar-benar kaget.
Ternyata Enol mendengarkan lagu-lagu dewasa tersebut dari para pekerja yang sehari-hari
membantu usaha keluarga dari pihak ayah Enol.
Dari
lagu berlirik dewasa, maka anak akan matang karbitan. Misalnya ketika anak
mendengarkan lagu-lagu cinta-cintaan, anak akan menganggap hal itu sah-sah saja
bagi anak seusianya. Makanya tak jarang saat ini kita mendengar anak-anak usia
SD sudah mulai berpacaran. Dan mereka menganggapnya sebagai hal yang wajar. Kita
sebagai orang dewasa yang merasa geram.
Belum
lagi, banyak lirik lagu dewasa yang bernuansa suram, putus asa, galau dan emosi
negatif lainnya. Bertolak belakang dengan dunia anak yang penuh keceriaan. Dan tak
jarang menjurus ke hal-hal berbau seks. Menurut saya, kata-kata seperti itu
belum layak untuk diperdengarkan anak di bawah usia 13 tahun. Tidak rela
rasanya jika Enol dan anak-anak Indonesia lainnya “terkontaminasi” lagu dewasa.
Sedikit
bernostalgia. Saat saya kecil dulu, saya merasa beruntung bisa menikmati lagu
anak-anak. Selain menawarkan keceriaan, terdapat pula begitu banyak pesan dalam
setiap lagu, diantaranya keindahan alam, rasa syukur kepada Sang Pencipta, hubungan
antara ibu dan anak, persahabatan, cita-cita, belajar berhitung, dan masih
banyak tema lain yang sesuai dengan usia anak. Dari sekian banyak lagu anak
yang ada, saya paling suka dengan Desaku yang Kucinta karya L. Manik. Hampir di
setiap kesempatan bernyanyi di depan kelas, saya selalu menyanyikan lagu itu. Liriknya
sederhana dan nadanya juga tidak sulit untuk diingat. Cocok untuk saya yang waktu
kecil, sedikit sulit untuk menghapal lirik dan irama lagu. ^_^
Tetapi
saat ini, anak-anak Indonesia mulai kesulitan untuk mendengar lagu-lagu anak. Justru
akses untuk lagu-lagu dewasa terbuka lebar. Di mana saja, mereka bisa
mendengarnya. Bahkan tayangan acara idola cilik, tak jarang para pesertanya
menyanyikan lagu-lagu dewasa. Sangat disayangkan.
Usia
anak-anak, adalah masa seseorang memiliki kemampuan menyerap banyak informasi,
baik melalui apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan. Kita sebagai orang tua,
kakek, nenek, paman, tante, kakak, guru maupun pengasuh, seharusnya memberikan
informasi yang memang semestinya diberikan untuk anak seusia mereka. Sudah
menjadi tugas kita untuk memilah-milah hal-hal apa saja yang baik untuk
membantu tumbuh kembangnya.
Apa
saja yang bisa kita lakukan untuk agar anak-anak tetap bisa mendengarkan
lagu-lagu yang sesuai dengan usianya?
Setelah
kejadian-kejadian yang kurang menyenangkan seputar lagu-lagu yang dinyanyikan
Enol. Saya mulai mengumpulkan lagu anak-anak dengan mengunduh dari portal memang
yang khusus menyediakan lagu-lagu anak secara gratis. Ya, karena saya di sekitar
tempat tinggal saya, sulit untuk mendapatkan VCD lagu anak. Lagu-lagu tersebut,
saya simpan di laptop, ponsel dan VCD. Jadi ketika Enol sedang menginap di
rumah, kami bisa menyuguhkan lagu-lagu itu. Lagu favoritnya Naik Kereta Api.
Enol menyanyikannya dengan penuh keceriaan. Khas anak-anak. So, tidak ada lagu bernuansa
galau atau cinta-cintaan lagi, deh. Yeaaay!
Saat acara
ulang tahun anak, perdengarkan lagu-lagu anak begitu juga musik pengiring untuk
games. Saya pernah menghadiri acara
ulang tahun salah seorang murid, eh, anak-anak yang hadir di sana diminta untuk
menari balon dengan diiringi lagu Goyang Dumang. Alaaamak ngga banget!
Mari populerkan
kembali lagu-lagu anak demi masa depan anak Indonesia yang lebih baik. Jangan
malu atau ragu untuk ikut bernyanyi bersama anak atau keponakan. Lagu bisa membantu kita
untuk menanamkan nilai-nilai positif sejak dini kepada anak. Musik bersifat universal sehingga lebih mudah diterima oleh semua usia terutama anak-anak.
Salam
Ceria,
~RP~
Banyak ponakan saya juga lebih hafal lagu dewasa dibanding lagu seusianya. Bangga? Nggak sama sekali kalau saya. Justru miris.
BalasHapushttp://chemistrahmah.com
Bener, mbak. Anak-anak sekarang itu jadi dewasa sebelum waktunya. Mereka terkontaminasi informasi2 yang belum sesuai dengan usianya, terutama dari lagu2 berlirik dewasa.
HapusOh ya ampuuun, anak-anak mudah sekali menirukan ya,
BalasHapusIya, mbak. Jadi harus kita yang ekstra hati-hati dalam memilah-milah apa yang baik untuk mereka.
HapusAnak memang peniru ulung. Jadi memang harus lihat dan dengar yang baik-baik.
BalasHapusAah.. orang tua sekarang PR nya banyak... masalah lagu aja panjang urusannnya, hehe.. harus kreatif dan selektif :)
BalasHapus