Ada pepatah mengatakan bahwa “buku adalah jendela dunia”. Ya, melalui buku kita bisa mengetahui
banyak hal baru yang mungkin tak pernah dibayangkan sebelumnya. Bahkan kita
bisa mengelilingi dunia ini hanya dengan membaca. Luar biasa, ya! Tokoh-tokoh
terkemuka yang ada di muka bumi ini, bisa menjadi orang-orang hebat karena kecintaan
mereka pada buku. Mereka memiliki minat baca yang tinggi.
Begitu juga dengan para pendiri bangsa ini. Bung Karno dan
Bung Hatta, Sang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Kedua tokoh itu
merupakan contoh dari sekian banyak
pejuang yang dikenal sebagai kutu buku. Dengan memiliki banyak koleksi
buku, membantu mengubah pola pikir mereka. Sehingga keduanya begitu peka
terhadap penderitaan yang dialami rakyat akibat penindasan penjajah Belanda.
Berkat gemar membaca Bung Karno dan Bung Hatta memiliki banyak pengetahuan dan
informasi yang berguna untuk menyusun kemerdekaan Indonesia kelak.
Dan kini, Indonesia sudah merdeka selama 71 tahun. Merupakan
suatu anugerah, kita dilahirkan di era kemerdekaan. Sehingga bisa menghirup
udara kebebasan. Kita tak lagi dihantui perasaan takut. Tak perlu lagi
mengangkat bambu runcing untuk membela tanah air ini. Apakah kita akan “duduk
santai” saja menikmati kemerdekaan ini?
Tentu tidak! Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda
penerus bangsa untuk memperkokoh kemerdekaan yang telah diperjuangkan para
pahlawan? Pertanyaan ini sebaiknya dijawab dengan tindakan nyata. Bukan hanya
sekedar ucapan, “aku cinta Indonesia”,
namun kita tetap saja berdiam tanpa ada kemauan untuk melakukan sesuatu bagi
masa depan bangsa ini.
Masa depan bangsa ini ada di pundak generasi muda. Sudah
menjadi tugas para pemuda pemudi Indonesia untuk untuk mempertahankan
kedaulatan bangsa ini. Namun bagaimana amanat penting itu bisa dijalankan jika
para pemuda pemudi Indonesia tumbuh sebagai
pribadi rapuh dan tidak percaya diri.
Indikator kualitas kehidupan suatu bangsa, yaitu daya baca
masyarakatnya. Rendahnya minat baca, membuat masyarakat tidak bisa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berdampak pada ketertinggalan
suatu bangsa. Nah, mari kita ciptakan pribadi kokoh tak tertandingi dan
mandiri dengan membaca buku, jendela dunia. Sehingga kita siap untuk mengemban
tugas mengawal bangsa ini menuju kehidupan yang lebih sejahtera dan mampu menunjukkan
prestasi di kancah dunia.
Bagaimana menumbuhkan minat baca? Bisa dimulai sejak dini di
dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Orang tua gemar membaca, secara tak
langsung akan menularkan kebiasaan baik tersebut. Ya, orang tua merupakan
panutan bagi seorang anak. Kebiasaan membacakan cerita ternyata begitu
bermanfaat, tidak hanya untuk menumbuhkan kecintaan pada buku. Kegiatan itu
dapat mempererat interaksi dan komunikasi antara orang tua dan anak. Interaksi
dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, merupakan pondasi untuk
membangun keluarga
kokoh. Dengan demikian anak akan tumbuh menjadi lebih bahagia,
kreatif dan cerdas. Tunas yang baik akan menghasilkan pohon yang baik pula.
Indonesia membutuhkan generasi muda yang berkualitas.
Buku ibarat sebuah peti harta karun yang berisi banyak
hal-hal menarik dan seru di dalamnya. Dengan membaca, wawasan seseorang menjadi
luas dan kecerdasannya semakin terasah. Mau jadi generasi muda yang kokoh dan
mandiri? Yuk, kita jadikan gemar membaca sebagai gaya hidup dan kebutuhan. Keren itu kalau gemar baca buku.
Ini pesanku untukmu, anak muda Indonesia. Padamu
kupercayakan tanah air tercinta ini.
“TULISAN INI DIDEDIKASIKAN UNTUK MEMPERKOKOH KEMERDEKAAN INDONESIA BERSAMA SEMEN GRESIK.”
Salam Kemerdekaan,
~RP~
yup, betuk sekali ya, nice
BalasHapusMakasih, mbak :)
Hapus