Teman-teman
tanya dong, apa acara televisi kesukaan kalian di masa kecil? Kalau saya suka
sekali menonton Doraemon bahkan hingga sekarang. Tak ketinggalan mengoleksi
komik Doraemon juga. Sebenarnya masih tersedia banyak acara lain yang memang
layak untuk ditonton anak. Sebuah tayangan yang baik, tidak hanya sebagai
sarana hiburan semata. Namun di dalamnya tetap mengandung pesan moral.
Jika
diperhatikan, saat ini banyak acara televisi yang ditujukan bagi anak-anak
namun kemasannya dewasa. Tak jarang tontonan tersebut mengandung kekerasan,
pemakaian bahasa yang tidak sopan, bahkan ada pula yang menyelipkan suatu adegan
yang mengarah pada seks. Sangat disayangkan hal tersebut bisa terjadi. Belum
saatnya mereka disuguhkan dengan tayangan seperti itu.
Anak-anak
itu seumpama spons, yang akan
menyerap sebanyak mungkin air yang ada di sekitarnya. Tanpa memperhatikan
apakah air tersebut bersih atau tidak. Begitu juga dengan anak-anak, mereka
akan menyerap semua informasi tanpa memilah terlebih dahulu apakah informasi
tersebut baik atau tidak untuk dirinya. Ya, karena mereka belum memiliki
kemampuan untuk melakukannya. Tugas kita sebagai orang tua, kakek, nenek,
tante, paman, bahkan guru menjadi perisai. Kita yang membantu mereka untuk
memilah mana saja yang pantas untuk mereka konsumsi. Sehingga mereka
terlindungi dari tayangan-tayangan yang tidak baik.
Bicara
tentang tontonan anak, saya teringat dengan Eno. Keponakan saya itu, sangat
suka menonton Upin dan Ipin, si duo kembar. Menurut saya ada beberapa hal yang
membuat acara Upin dan Ipin menjadi tontonan yang layak bagi anak.
Apa
saja?
Kemandirian
Beberapa
kali saya menonton Upin dan Ipin bersama Eno, saya menyaksikan bagaimana duo
tokoh kembar ini melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan merapikan kamar.
Penting sekali mengajarkan anak mengenai kemandirian. Kelak ini menjadi bekal
mereka saat beranjak dewasa. Tidak mungkin selamanya anak hidup bersama orang
tua yang selalu membantu untuk memenuhi semua keperluan hidupnya. Ada waktunya
anak akan berpisah dengan orang tua. Merantau untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi lalu bekerja. Jika tidak dibekali kemandirian sejak
dini, tentu mereka akan merasa kesulitan. Akibatnya menjadi tumbuh menjadi pribadi
yang selalu tergantung pada orang lain.
Persahabatan
Acara
ini sarat pesan persahabatan. Kedua tokoh, Upin dan Ipin selalu berlaku baik
dengan teman-teman. Kalau terjadi pertengkaran kecil, mereka selesaikan dengan
saling bermaafan. Tidak ada adegan yang menunjukkan permusuhan atau dendam pada
teman. Ya, sifat permusuhan dan dendam sangatlah tidak baik. Kedua sifat buruk
itu, mampu memecah belah. Anak-anak ini adalah calon-calon pemimpin di masa
depan. Bagaimana mereka bisa menjadi pemimpin yang berkualitas jika hatinya dipenuhi
permusuhan dan dendam?
Jiwa berwirausaha
Salah
satu tokoh yang bernama Mail, senang sekali berjualan. Insting bisnisnya begitu
tajam. Ada saja idenya untuk menghasilkan uang. Tak bisa dipungkiri saat ini,
tingkat pengangguran sangat tinggi. Sedangkan jumlah lapangan kerja sangat
terbatas. Orang berlomba-lomba untuk mengejar karir sebagai orang kantoran. Dilihat
dari status sosial memang terkesan “wah”. Persaingan pun begitu ketat. Ketika berhasil
menduduki salah satu kursi kosong di perusahaan tertentu atau instansi
pemerintahan, tentu ada kebanggaan. Namun kalau tidak lolos, apa yang
dilakukan? Tidak ada! Masih terus berharap pekerjaan datang menghampiri.
Padahal jika sedikit saja mindsetnya
dirubah, bisa saja pengangguran di negeri ini dikurangi. Seandainya pemudanya
berlomba-lomba menciptakan lapangan pekerjaan, bisa dibayangkan berapa banyak
lapangan kerja yang tersedia. Dan kabar baiknya, adanya penurunan angka
pengangguran. Saat suatu negara kesejahteraan penduduknya terjaga, berdampak
pada penurunan tingkat kejahatan. Kapan hal itu bisa terwujud?
Hormat pada orang yang lebih tua
Banyak
anak muda sekarang yang mulai pudar sikap hormat pada orang yang lebih tua. Mereka
terkadang bicara seenaknya saja pada orang yang lebih tua seperti ayah, ibu,
kakek, nenek bahkan dengan guru. Tak jarang menggunakan kata-kata kasar yang
tidak sepantasnya diucapkan. Kemana hilangnya budaya ketimuran yang sarat sopan
santun dan tata karma?
Ketabahan
Sebelumnya
saya tidak mengetahui kalau ayah dan ibu Upin dan Ipin telah meninggal dunia. ltulah
sebabnya keduanya tinggal bersama kakak dan neneknya. Walau begitu keduanya
selalu tampak ceria. Tak sedikit pun ditunjukkan kedua tokoh tersebut mengalami
rasa sedih karena ditinggal orang tua untuk selamanya. Secara tidak langsung
mengajarkan pada anak, sesulit apapun kehidupan ini, jangan berlarut-larut
dalam kesedihan. Tetapi justru harus selalu tabah untuk menjalaninya. Agar
kelak tumbuh menjadi pribadi tangguh.
Terlepas
dari semua itu, apapun tayangan yang sedang ditonton, sebaiknya dampingi anak.
Karena sangat bermanfaat. Tentunya semakin mendekatkan ikatan antara orang tua
dan anak. Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan. Luangkan waktu berkumpul
bersama anak. Anak juga mempunyai hak untuk bermain, bercanda, bercerita dengan
ayah dan ibu. Dampingi mereka dalam masa tumbuh kembangnya. Jangan sampai orang
tua terlalu sibuk bekerja, tak terasa anak sudah beranjak dewasa. Dan orang tua
pun kehilangan momen-momen indah itu.
Nah,
itu beberapa alasan kenapa tayangan Upin dan Ipin layak untuk ditonton. Mungkin
ada diantara teman-teman yang ingin menambahkan? Silakan meninggalkan jejak di
kolom komentar.
Salam,
Roma
Pakpahan
aku juga masih suka dengan kartun doraemon sama upin upin..hehehhe,
BalasHapusIya, mbak. Dari pada nonton sinetron2 yang isinya kebanyakan lebay mending nonton film kartun, terhibur ^_^
Hapus