Dengan bertambah
usianya, Eno mulai mengenal jajan. Padahal sebelumnya Eno tidak peduli jika ada
temannya yang jajan. Memang sejak kecil, ibunya tidak membiasakan Eno untuk
jajan. Saat bepergian, selalu disiapkan makanan kecil. Namun sejak masuk
sekolah TK, Eno mulai tergoda untuk jajan. Saat mengantar atau menjemput Eno,
beberapa kali Eno meminta uang untuk membeli jajanan. Saya tidak pernah
memenuhi permintaannya. Karena menurut saya, jajanan yang dijual di sekitar
sekolah tidak sehat dan kurang terjaga kebersihannya. Sengaja Eno tidak
diberikan uang jajan. Sebagai gantinya, disiapkan bekal dari rumah. Dan selalu dibiasakan
untuk sarapan sebelum berangkat sekolah.
Hello. I am Eno |
Tetapi pernah
juga kecolongan, Eno membeli sirup berwarna oranye mencolok. Entah siapa yang
memberinya uang. Saya menegur dan memintanya untuk segera membuang sirup
tersebut. Saya jelaskan bahwa minuman yang dibelinya itu tidak sehat dan
mungkin saja terbuat dari bahan yang tidak seharusnya dikonsumsi. Warnanya
begitu mencolok. Bisa jadi terbuat dari pewarna tekstil. Belakangan ini sering diberitakan
ada penjual makanan yang curang. Terutama para penjual makanan di
sekolah-sekolah. Mereka ingin meraup keuntungan banyak dengan cara yang tidak
baik. Setelah cukup lama saya membujuk, akhirnya Eno rela mengorbankan
jajanannya tersebut. Maafin tua ya, Eno. Ini demi kebaikan Eno, kok. Suatu
saat, Eno pasti mengerti kenapa tua sampai seekstrim itu *uhuk*.
Eno suka singkong goreng |
Saya tidak
melarang Eno untuk tidak jajan sama sekali. Boleh jajan, tetapi ada syarat dan ketentuan
yang berlaku. Ya hampuuun *pakai gaya ngomong ala Eno*. Ketahuan nih tuanya Eno
sering ikutan lomba blog. Ups. Hahaha.
Agar kejadian
serupa tidak terjadi lagi, saya memberitahu Eno makanan atau minuman apa saja
yang boleh dibeli. Untuk minuman, contohnya susu cair. Sedangkan untuk makanan,
contohnya roti, wafer ataupun biskuit yang memang telah sering dibeli
sebelumnya. Eno memang belum bisa membaca, tetapi bisa mengingat dengan baik
kemasannya. Jadi saya tidak perlu khawatir. Saya juga memberitahukan jangan
membeli makanan yang tidak berbungkus. Bisa jadi makanan tersebut telah
dihinggapi lalat, berdebu dan menjadi markasnya kuman-kuman.
Kandungan yang
terdapat pada jajanan tidak sehat, sangat berbahaya bagi tumbuh kembang anak. Bisa
mengakibatkan keracunan. Tetapi efeknya tidak selalu terlihat saat jajanan
tersebut dikonsumsi. Namun pengaruhnya bisa dalam jangka waktu tertentu. Bahkan
hingga bertahun-tahun. Kemungkinan bisa memicu kanker dan penyakit berbahaya lainnya.
Setiap orang tua menginginkan
anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Untuk itu, orang tua sebaiknya semakin
meningkatkan kepedulian terhadap makanan yang dikonsumsi anak. Hal itu sangat
penting sebab anak masih dalam masa pertumbuhan. Anak memerlukan asupan makanan
yang sehat dan bergizi. Biasakan anak untuk sarapan sebelum berangkat sekolah.
Sarapan itu dapat mempengaruhi daya pikir saat belajar. Anak lebih konsentrasi.
Tubuh juga menjadi lebih kuat berkegiatan sepanjang hari. Anak pun tidak mudah
lelah.
Kalau tubuh sehat jadi kuat untuk beraktivitas |
Beritahu anak
bahaya apa saja yang mengintai jika jajan sembarangan. Pastikan orang tua menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti anak. Percuma jika orang tua sudah menjelaskan
panjang lebar namun anak gagal mengerti. Karena bahasa yang digunakan orang tua
bahasa tingkat dewa. Dan ditambah pula dengan pemakaian istilah ilmiah. Kasihan dong anaknya. Maka sebaiknya pergunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami anak.
Demikian. Semoga
bermanfaat. Happy reading.
Yippee!!!
rOMa Pakpahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)