“Ma, aku mau
main layang-layang di lapangan, ya.”
“Main di rumah
aja. Di luar panas.”
“Tapi, ma. Aku
tadi udah janjian sama teman-teman.”
“Ngga boleh.
Kan mama udah beliin gadget sesuai permintaan kamu.”
“Uh.”
Mungkin percakapan di atas pernah terjadi diantara
para orang tua. Saat anak ingin bermain bersama teman-teman tetapi orang tua tidak
memperbolehkan. Oiya, sekedar mengingatkan, dunia anak adalah bermain. Jadi
wajar jika sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan bermain. Banyak hal yang
anak peroleh saat bermain bersama teman. Melalui bermain bersama, mereka
belajar tentang kerjasama, rasa kepedulian, berbagi, sportifitas, dan masih
banyak hal positif lainnya.
Permainan ada dua jenis. Permainan tradisional dan
permainan modern. Kelereng, layang-layang, petak umpet, gobak sodor, congklak,
merupakan beberapa contoh permainan tradisional. Sedangkan permainan modern,
misalnya Play Station, gadget, game online. Namun sayangnya, permainan
tradisional sudah mulai jarang dimainkan. Permainan tradisional perlahan mulai hilang,
terutama di daerah perkotaan. Saat ini permainan anak didominasi oleh permainan
modern, yang kebanyakan jenis permainannya dapat dilakukan seorang diri. Padahal
permainan tradisional tak kalah seru, lho. Melalui permainan tradisional, anak
diajak untuk bermain bersama. Sangat baik bagi perkembangan aspek sosialnya. Jika
terlalu sering bermain gadget, kecenderungan dalam diri anak akan terbentuk
sikap individual karena jarangnya berinteraksi dengan orang lain (teman
sebaya). Ada kemungkinan anak akan mengalami kesulitan bersosialisasi. Jarang
mau bekerjasama, kurangnya rasa kepedulian dan tidak mau berbagi.
Selain itu, anak akan malas untuk bergerak. Sepanjang
hari hanya asyik bermain gadget. Padahal di usia mereka, masih perlu banyak
bergerak. Anak perlu menggerakkan tubuh. Hal ini berguna bagi perkembangan
motorik kasarnya. Berlari, mengayuh sepeda, melompat.
Dalam memilih permainan, orang tua diharapkan agar
lebih selektif. Dan juga upayakan untuk membatasi waktu anak dalam menggunakan
gadget. Buat perjanjian dengan anak. Misalnya sehari hanya boleh bermain gadget
satu jam saja. Sisanya mereka bisa bermain dengan teman-teman di luar rumah.
Jangan terlalu sering melarang untuk bermain bersama teman-temannya. Biarkan
anak mengeksplorasi dunianya. Namun orang tua tetap harus mengawasi. Tidak
boleh juga memberi kebebasan tanpa adanya pengawasan. Yuk, ijinkan anak bermain
bersama teman-teman. Karena ada kebahagian tersendiri saat mendengar tawa ceria
mereka ^_^
Oiya, secara ngga sadar saya telah menularkan virus
positif kepada murid-murid. Tadi ada yang bercerita kalau baru dibelikan ibunya
congklak karena tertarik dengan permainan
tersebut. Selain buku bacaan, saya memang menyiadakan beberapa permainan
seperti congklak dan puzzle. Permainan tersebut untuk mengisi waktu istirahat
di sela-sela jam belajar agar mereka tidak jenuh. Awalnya mereka tidak tahu
permainan congklak. Saya pun mengajari. Dan ada juga yang tertarik untuk
memainkannya di rumah. Senang bisa memberikan manfaat positif, terutama untuk
generasi muda.
Yippee!!!
rOMa Pakpahan
Yippee!!!
rOMa Pakpahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)