Kata siapa belajar itu hanya untuk kaum muda saja?
Belajar itu wajib dilakukan sepanjang masa. Selama kehidupan ini berlangsung,
selama itu pula kita belajar. Belajar yang dimaksud tidak terbatas seperti di
sekolah. Luas pengertiannya. Bisa belajar apa saja.
Sebuah contoh nyata, ayah saya. Di usia yang sudah
memasuki kepala enam, kemauan belajar ayah masih terbilang sangat tinggi untuk orang-orang
seusianya. Keseharian ayah diisi dengan mengurus ayam kampung yang jumlahnya
mencapai ratusan ekor. Ngga kebayang gimana repotnya mengurus ayam-ayam
tersebut. Ada ayam yang sakit, mati, ngga gemuk-gemuk padahal sudah diberi
makan yang cukup. Diam saja? Ngga. Ayah berusaha mencari solusi. Belajar
beternak ayam dari buku-buku dan juga internet. Saya kagum dengan semangat
belajarnya beliau. Lain lagi saat musim durian, ayah jeli membaca peluang. Di
daerah tempat tinggal saya, ada sebuah perkebunan durian montong yang ramai
dikunjungi. Orang berbondong-bondong datang untuk menikmati buah durian
langsung dari pohon. Atau bahasa lainnya fresh
from the tree. Ayah ngga mau ketinggalan. Tetapi ngga hanya menikmati
daging si raja buah tetapi BELAJAR budidaya durian. Ayah diskusi langsung
dengan pemilik perkebunan tersebut. Dan ngga hanya sampai di situ, ayah juga
mempraktekkannya. Pembelajaran dari pemilik perkebunan dikombinasikan dengan teori
yang didapat dari mbah Google. Sekarang
tinggal menunggu hasilnya. Semoga pohon-pohon durian yang ditanam ayah bisa tumbuh
kokoh dan berbuah banyak.
Bagaimana dengan kita? Katanya kaum muda, suka
belajar. Ayo, kita buktikan. Jangan mau kalah semangat dengan orang tua. Duh,
buang deh sifat malas. Sifat yang satu itu, selalu jadi momok bagi orang untuk
belajar. Hebat banget si malas ini. Banyak orang berhasil ditaklukannya. Berapa
banyak usaha tumbang karena malas untuk belajar? Gimana ngga tumbang, ngga mau
belajar ilmu marketing. Padahal saingan semakin bertambah dan mereka punya
strategi marketing yang luar biasa. Berapa banyak orang kehilangan impiannya.
Malas belajar tapi ingin sukses? Ngga mungkin. Hei, sukses butuh proses yang
namanya belajar.
Hari gini masih “diperbudak” sifat malas. Ngga, deh.
Segera susun strategi untuk menangkal jika tiba-tiba muncul sifat malas. Jangan
dibiarkan ya, karena akan menggangu proses belajar. Selamat belajar. Semoga
bermanfaat untuk membuat hidup teman-teman semakin bertumbuh.
Yippee!!!
rOMa Pakpahan
Yippee!!!
rOMa Pakpahan
ayoo...semangkaaa...
BalasHapussemangat kakak...^_^
boleh mampir anter kripik pedasnya kak...
ke http://sakifah88.blogspot.co.id/2016/03/sadarlah-itu-cinta-2.html
Makasih udah berkunjung. Salam kenal mbak Safikah.
BalasHapusAku mau mampir tapi ngga bisa, lho. Hiks.