Tam-tam
adalah seekor anak gajah. Ia memiliki tubuh yang besar dan kuat. Hal itu
membuatnya menjadi gajah kecil yang sombong. Tam-tam merasa dirinya yang paling
hebat diantara teman-temannya. Saat bermain, Tam-tam ingin selalu menjadi
pemimpin. Ia pun mengatur teman-teman sesuka hatinya.
“Tam-tam,
gantian dong. Aku dan teman-teman yang lain juga ingin menjadi pemimpin” ujar
Mobi monyet.
”Kalian
tidak cocok jadi pemimpin. Lihat badan kalian kecil dan lemah. Sedangkan aku besar
dan kuat. Tentunya aku lebih cocok untuk jadi pemimpin kalian,” jawab Tam-tam
dengan sombong.
”Kalau
begitu, aku tidak mau bermain. Lebih baik aku bermain sendiri saja,” kata Mobi
kesal.
Mobi
segera menjauh dari teman-temannya. Tak lama kemudian, Mobi pun telah asyik bergelantungan
di pohon.
Semakin
hari, teman-teman Tam-tam semakin berkurang.
”Lho,
teman-teman yang lain mana? Kenapa sekarang sedikit sekali yang datang untuk
bermain?” tanya Tam-tam bingung.
”Mereka
tidak suka karena kamu tidak pernah mau mengalah. Kamu selalu ingin jadi
pemimpin dan selalu saja mengatur,” jawab Tiko jerapah.
Tam-tam
merasa jengkel mengetahuinya. Tam-tam memikirkan suatu rencana.
”Teman-teman,
hari ini aku mengumpulkan kalian di sini karena ingin mencari tahu siapa yang
terhebat diantara kita. Siapa yang dapat mengalahkan aku maka berhak menjadi
pemimpin diantara kita,” kata Tam-tam lantang.
Teman-teman
Tam-tam tidak ada yang berani maju.
”Aku mau
mencoba.” kata Tiko rusa.
Tetapi
dengan mudah Tam-tam dapat mengalahkan Tiko.
”Ayo
siapa lagi yang ingin mencoba melawanku?” tantang Tam-tam.
”Beri
aku kesempatan untuk mencoba,” ujar Zig zebra maju menghadapi Tam-tam.
Sama
seperti sebelumnya, Tam-tam dapat dengan mudah mengalahkan Zig.
”Aku juga
mau mencoba,” ujar Siba singa.
”Kali
ini terjadi pertandingan yang seimbang. Tetapi akhirnya Tam-tam juga yang
menjadi pemenang.
”Siapa
lagi yang ingin mencoba mengalahkan aku?” seru Tam-tam semakin sombong.
”........”
teman-teman Tam-tam terdiam. Tak ada lagi yang berani menerima tantangan dari Tam-tam.
Ayo
siapa lagi yang berani mencoba?” tanya Tam-tam kemudian.
”Boleh
kami mencoba?” tiba-tiba muncul suara memecah keheningan.
Semua
mencari asal suara itu. Ternyata berasal dari para semut merah.
”Jangan
bercanda. Kalian begitu kecil mana mungkin bisa mengalahkanku” seru Tam-tam
angkuh.
”Kami
tetap mau mencoba. Walau badan kami kecil, kami tidak merasa takut,” jawab ratu
semut tegas.
”Baiklah
kalau itu mau kalian,” jawab Tam-tam
sombong.
Ratu
semut segera mengajak pasukannya. semua naik ke badan Tam-tam. Bahkan ada
beberapa yang masuk ke telinga Tam-tam. Tam-tam merasa seluruh tubuhnya gatal
dan sakit. Tam-tam tak tahan lagi.
”Cukup.
Kalian semua turun dari badanku,” teriak Tam-tam.
”Tidak
bisa. Pertandingan belum selesai,” seru ratu semut yang tepat berada di telinga
Tam-tam.
”Baiklah
aku menyerah kalah. Tolong turun dari badanku,” Tam-tam memohon.
Kini Tam-tam
sadar bahwa tubuh yang kuat dan besar bukanlah sesuatu untuk disombongkan.
”Teman-teman,
aku minta maaf. Selama ini selalu mau menang sendiri. Masih maukah kalian
menjadi temanku?” tanya Tam-tam tulus.
”Kami
mau kok menjadi temanmu, Tam-tam. Asal kamu mau berubah,” jawab Mobi mewakili
teman-temann yang lain.
Mereka
pun kembali berteman. Mulai saat itu, tidak ada lagi Tam-tam yang sombong dan mau
menang sendiri.
#OneDayOnePost
#HariKelimbelas
#ToplesAksara
Yippee!!!
rOMa Pakpahan
#OneDayOnePost
#HariKelimbelas
#ToplesAksara
Yippee!!!
rOMa Pakpahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)