“Tori, tolong bantu mama sebentar.” Suara mama
terdengar dari kamar kakek.
Tori segera menutup buku cerita petualangan detektif yang
sedang dibacanya dan menghampiri mama.
“Ada apa, ma?” tanya Tori.
“Ayo, bantu mama mencari kacamata kakek.”
Kejadian hilangnya kacamata kakek, sudah yang ke
sekian kali terjadi. Kakek selalu saja lupa dimana meletakkan kacamata. Tak
lama kemudian, Tori tampak sibuk membantu mama. Dua hari yang lalu, Tori
menemukan kacamata kakek di dapur. Maka Tori memutuskan pencarian pertama
dimulai dari dapur. Tetapi hasilnya nihil. Mama dan Tori sudah menyusuri setiap
sudut rumah. Namun mereka berdua belum juga berhasil menemukan kacamata kakek.
Pencarian pun dihentikan sementara.
Sore hari, Tori sedang duduk di teras sambil
melanjutkan membaca. Matanya tertuju pada Bleki, anjing peliharaannya yang sedang
asyik memainkan sesuatu. Tori penasaran dan menghampiri Bleki. Astaga, ternyata
kacamata kakek! Mungkin tadi siang, saat
sedang bermain dengan Bleki, kakek sembarang meletakkan kacamatanya.
Sehingga dijadikan mainan oleh Bleki.
Akhir-akhir ini memang kakek sering sekali kehilangan
barang. Kakek lupa dimana meletakkannya. Kata papa, kakek mulai pikun. Karena
faktor usia. Pernah suatu kali, kakek keluar rumah untuk berjalan-jalan di
seputar kompleks. Kakek pergi tanpa memberitahu. Hal itu menggemparkan seluruh
penghuni rumah. Papa, mama, kak Maya, Tori dan mbok Tinah berpencar keliling
kompleks untuk mencari kakek. Syukur, papa berhasil menemukan kakek yang sedang
duduk sendirian di bangku taman. Wajah kakek saat itu, tampak kebingungan.
Rupanya kakek lupa jalan pulang ke rumah.
Semakin hari,
daya ingat kakek semakin menurun. Papa dan mama khawatir. Akhirnya mereka memutuskan
untuk memeriksakan kondisi kakek. Mama cukup sulit meyakinkan kakek agar
bersedia dibawa ke dokter. Setelah beberapa tahap pemeriksaan, dokter
menyatakan bahwa kakek terkena Alzheimer. Alzheimer merupakan gangguan pada otak yang menyebabkan kemunduran fungsi intelektual, umumnya terjadi pada usia lanjut.
Penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan. Tori sekeluarga terkejut mengetahui kondisi kakek. Bahkan ada hal yang lebih menyedihkan.
Menurut dokter, mereka harus siap jika suatu saat nanti kakek akan lupa pada
mereka. Anak, menantu dan cucu-cucu kakek. Tak sampai hati Tori membayangkannya.
Sebelum waktu itu tiba, Tori berusaha untuk membahagiakan kakek. Dulu, Tori
sering mengeluh jika papa dan mama memintanya untuk menemani kakek. Tori selalu
mengatakan bahwa berbincang dengan kakek itu sangat membosankan. Kakek selalu
saja mengulang cerita di masa mudanya. Cerita tentang bagaimana kakek harus
berjalan tanpa alas kaki sejauh 1 kilometer untuk sampai di sekolah. Cerita
tentang kakek yang tetap harus menggembalakan kerbau terlebih dahulu sebelum
berangkat sekolah. Cerita tentang bagaimana kakek dan teman-temannya
menaklukkan arus sungai agar tiba di sekolah tepat waktu. Dan cerita-cerita
lainnya yang menurut Tori sangat membosankan. Tidak sesuai lagi untuk keadaan
sekarang. Tapi itu dulu. Kini, Tori
lebih memilih untuk duduk manis mendengarkan kakek bercerita daripada hanya berdiam
di kamar bermain game. Tori ingin kakek
tahu kalau dirinya begitu menyayangi kakek. Maafkan Tori ya, kek.
#OneDayOnePost
#HariKetigabelas
#ToplesAksara
Yippee!!!
rOMa Pakpahan
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)