Ngakunya anak gaul? Tapi ngga suka baca. Ah, justru
itu yang ngga keren! Yang ada kudet tuh. Kurang up date. Hihihi. Saya mulai suka membaca sejak SD. Dulu saya paling suka
kisah petulangan dan persahabatan. Saya pun jatuh hati pada buku-buku karangan Enid Blyton, terutama Lima Sekawan. Salah seorang tante yang
pertama kali memperkenalkan kepada saya betapa asyiknya membaca. Saat berulang
tahun, buku merupakan kado favorit saya.
Dari kebiasaan membaca ada beberapa manfaat, seperti:
1. Ngga
perlu banyak uang untuk jalan-jalan
2 Benar sekali.
Cukup dengan membaca saja, kita bisa jalan-jalan bahkan sampai keliling dunia.
Ngga perlu keluar banyak uang deh pokoknya. Tanpa perlu ribet mengurus surat
menyurat. Hanya buka halaman buku dan kita pun siap berkeliling dunia.
Yippee!!!
2. Pengetahuan luas
2. Pengetahuan luas
Dengan membaca,
wawasan yang kita miliki pun luas. Kalau diajak ngobrol, selalu nyambung.
Seakan ngga kehabisan bahan obrolan. So, kita terlihat smart, dong. Asyik, kan ya? Apalagi kalau lagi ngobrol dengan
gebetan. Apa ngga makin terpesona tuh si doi. Tambah deh nilai plus kita.
3. Menjelajah
masa lalu
Ngga perlu
mesin waktu untuk kembali ke jaman dahulu. Dengan membuka lembar demi lembar
buku, kita bisa dengan mudah menjelajah masa lalu, lo. Bisa berkenalan dengan
tokoh-tokoh hebat, seperti Soekarno, Moh. Hatta, Albert Einsten. So cool!!! Tanpa harus bertemu langsung dengan tokoh-tokoh hebat
tersebut, kita tetap bisa mendapatkan banyak pembelajaran dari kisah hidup
mereka.
4. Memperluas pertemanan
4. Memperluas pertemanan
Anggapan kalau orang-orang
yang hobi membaca itu cupu, salah banget. Sekarang banyak kok berdiri komunitas
seru bagi para penggemar buku sebagai wadah berkumpul dan berbagi ilmu. Saat
ini, saya menjadi bagian dari Stiletto Book Club (SBC). Ada banyak manfaat yang diperoleh. Yang paling saya suka
yaitu, dapat diskon untuk setiap pembelian buku. Dasar perempuan ya, suka
banget dengan barang-barang diskon. Hahahahaha.
Oiya, saya sedang mengelola sebuah bimbingan belajar
yang diperuntukkan bagi siswa SD. Siswanya merupakan anak-anak tetangga sekitar
rumah. Saya prihatin melihat buruknya minat baca anak. Mereka lebih suka untuk
bermain game online atau gadget. Minat baca anak-anak ini masih
sangat minim. Saya pun menyediakan bahan bacaan anak dengan berbagai tema.
Seperti keterampilan, petualangan, persahabatan, moral dan pengetahuan. Tak
ketinggalan, saya juga berlangganan majalah anak. Saya ingin mereka tidak hanya
belajar. Namun lebih dari itu, saya berharap mereka memiliki kecintaan pada
buku.
koleksi buku bacaan anak |
koleksi majalah anak |
Awalnya sulit untuk menularkan virus membaca pada
mereka. Buku yang saya sediakan tidak disentuh sama sekali *nangis bombay*.
Mereka justru lebih tertarik untuk bermain saat break time. Saya tidak mau menyerah begitu saja. Saya pun mencari
akal. Di setiap kelas, saya membacakan beberapa cerita dari majalah dan buku-buku
yang ada. Pelan-pelan mereka mulai tertarik untuk membaca. Senang banget, lo.
Yihaaa!!!
Banyak diantara anak usia sekolah khususnya SD dan
SMP di lingkungan tempat tinggal saya yang lebih memilih mengisi waktu mereka dengan bermain game online di warnet daripada berkutat dengan buku. Sebenarnya tidak
adil juga sih, jika semua kesalahan dilimpahkan pada anak-anak tersebut.
Mungkin saja karena faktor keluarga. Orang tua tidak membiasakan anak gemar
membaca sejak dini. Alasannya, orang tua terlalu sibuk sehingga tidak mempunyai
waktu yang cukup untuk memperkenalkan buku. Sehingga anak-anak, dimanjakan
dengan tayangan-tayangan kartun di televisi.
Atau karena masih kurangnya perhatian pemerintah. Belum
tersedianya ruang baca yang nyaman dan buku bacaan yang sesuai dengan usia
anak. Justru bertebaran warnet. Berkembang luas seperti jamur di musim hujan. Padahal
dibalik asyiknya bermain game online,
ada banyak dampak buruk yang tidak disadari orang tua dan anak itu sendiri.
Tumbuh budaya kekerasan dalam diri anak. Karena dalam game online lebih banyak disuguhkan adegan kekerasan. Sungguh miris!
Saya tidak memiliki anggaran khusus untuk membeli
buku. Karena tidak adanya toko buku di daerah tempat tinggal saya. Butuh waktu
sekitar 6-7 jam jika ingin berkunjung ke toko buku. Kebayang
dong jauhnya? Namun saat
ini, banyak tersedia toko buku online yang membantu orang-orang seperti saya yang berada jauh dari jangkauan
toko buku. Sehingga dimudahkan untuk mendapatkan buku-buku bacaan favorit.
Tanpa harus berkunjung langsung ke toko buku, contohnya Stiletto Book. Salah satu, Penerbit Buku Perempuan yang menyediakan buku-buku
bacaan berkualitas yang berkaitan dengan dunia perempuan, baik buku fiksi
maupun nonfiksi. Tersedia fasilitas pembelian buku secara online.
beberapa koleksi buku umum dengan berbagai tema |
Dari pengalaman di atas, suatu saat nanti saya ingin memiliki taman bacaan khusus anak. Kenapa anak? Karena menurut saya, di usia anak adalah saat yang tepat untuk memulai menularkan virus membaca. Saya ingin menjadikan budaya membaca sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Ngga keren kalau ngga membaca. Dengan harapan, kebiasaan membaca yang saya tularkan, akan mereka tularkan juga ke teman-teman mereka yang lain. Kebiasaan baik tersebut akhirnya bisa melekat hingga mereka dewasa kelak. Dan lahirlah generasi muda gemar membaca. Menurut pendapat orang bijak, untuk memulai suatu perubahan besar, mulailah dari lingkup kecil terlebih dahulu. Nah, teman-teman masih malas membaca buku? Justru itu yang cupu. Ngga keren deh ah. Yuuuk bangun book addict mulai lingkup terkecil, yaitu diri sendiri. Agar negeri kita tercinta tumbuh menjadi bangsa yang cerdas
Yippee!!!
rOMa Pakpahan
Nama : Roma
Pakpahan
Twitter :
@roma_corner
Email :
romaliwa@gmail.com
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih untuk beringan hati memberikan komentar :)