Menurut sumber yang pernah saya baca, secara
psikologi dengan memiliki hewan sejak dini sangat baik dalam perkembangan anak.
Salah duanya (karena memang ngga hanya satu. Boleh kan? Hihihihi), anak belajar
tentang kasih sayang dan tanggung jawab. Anak diajarkan untuk meyayangi hewan
peliharaannya tersebut dengan tidak menyakitinya. Selain itu, anak belajar bertanggungjawab
dalam pemeliharaan seperti memberi makan tepat waktu.
Sejak kecil, saya telah mempunyai hewan peliharaan. Hewan
peliharaan yang saya pilih yaitu, anjing. Berbeda dengan ayah saya. Ayah hobi
memelihara unggas yaitu ayam dan burung. Bahkan berkat hobi memelihara ayam,
beliau mampu memperoleh pundi-pundi rupiah. Bisa jadi contoh nih. Pekerjaan
yang berawal dari hobi memang sungguh menyenangkan. Kita tidak merasa terbebani
saat mengerjakannya. Setuju teman-teman?? Eits, tunggu dulu. Tetapi bukan topik
itu yang akan dibahas kali ini. Duh, jangan kecewa gitu dong *pasang muka
memohon. Next time akan kita bahas
deh. Kali ini, saya punya topik yang ngga kalah menarik, lo.
Kembali ke topik tentang hewan, ya. Tahukah
teman-teman ada beberapa hewan yang perilakunya menginspirasi. Kita bisa
memetik hikmah dari masing-masing hewan tersebut. Berikut 5 hewan mengispirasi
versi Toples Aksara. Ini bukan On The
Spot, lo. Hihihihi.
1 1. Anjing
Salah satu
hewan mamalia berbulu lebat ini merupakan hewan yang paling saya sukai. Hewan
ini merupakan salah satu jenis hewan yang pandai dan daya penciumannya sangat
baik. Penciuman anjing 1000 kali lebih tajam daripada manusia. Hingga anjing
pun didaulat menjadi bagian dalam membantu tugas kepolisian. Ya, sebagai
anggota tim pelacak. Selain itu, anjing memiliki rasa persahabatan yang tinggi.
Di beberapa negara, anjing dijadikan sebagai hewan yang membantu kaum tuna
netra. Bahkan kisah persahabatan dan kesetiaan hewan ini pernah diangkat menjadi
sebuah film yang berjudul Hachiko. Kereen ya. Hewan saja bisa bersahabat.
Jangan mau kalah dong. Yuk, kita jalin persahabatan seluas mungkin agar
tercipta perdamaian di dunia ini. Jika ingin merubah sesuatu. Mulailah dari
lingkup kecil, yaitu diri kita terlebih dahulu.
2 2. Kecoa
Mendengar nama
hewan yang satu ini, bisa membuat kita merasa jijik dan bergidik. Khususnya
kaum perempuan. Hewan ini memang identik dengan tempat kotor dan lembap. Dibalik
deretan kekurangan yang dimiliki, namun tetap ada hal istimewa, lo. Kecoa
memiliki kemampuan bertahan hidup yang sangat baik. Bayangkan, walaupun
kepalanya lepas. Seekor kecoa masih mampu, bertahan hidup 9 hari sampai dengan
1 bulan di tempat lembap. Fantastik, ya. Dari kecoa saya mendapat pelajaran
berharga. Saat kita merasa tidak berguna dan banyak kekurangan, tetapi masih
ada kok kelebihan dalam diri kita. Jadi ngga perlu minder. Coba gali lebih
dalam potensi-potensi yang ada diri kita. Mungkin saja hal itu yang akan
membawa kita pada kesuksesan. So, jangan hanya mengasihani diri. Take action. Life must go on!!!
3 3. Semut
Hewan ini
walaupun badannya kecil namun memiliki kemampuan untuk mengangkat beban lebih
besar dari berat tubuh. Bayangkan
teman-teman, semut bisa mengangkat beban 20 kali berat tubuhnya. WOW! Oya,
semut mengangkat bawaannya tersebut dengan mulut, lo. Hebat ya. Dari semut,
saya belajar bahwa betapa pun beratnya beban kehidupan (dibaca: masalah), bukan
karena mengangkat karung beras. Hihihihihi… kita tetap harus kuat. Karena setiap
masalah pasti ada jalan keluarnya. Hanya bagaimana kita menyikapinya saja.
Selain itu,
semut sangat suka bergotong royong. Semut mengingatkan kepada kita budaya
gotong royong. Budaya luhur yang perlahan mulai pudar. Padahal sejak dahulu, nenek
moyang kita suka hidup bergotong royong. Misalnya pada saat membangun rumah,
membuat jembatan, panen raya. Dengan bergotong royong, maka pekerjaan pun akan
terasa ringan dan dapat diselesaika dengan lebih cepat.
4. Ikan Salmon
Ikan salmon
memiliki nilai gizi yang sangat tinggi dan rasanya yang lezat menjadikannya
sangat digemari. Ikan salmon dijadikan berbagai olahan, khususnya untuk makanan
bayi. Kisah hidup ikan salmon sungguh menarik. Ikan salmon mempunyai keunikan,
yaitu hidup di lautan lepas namun saat akan bertelur akan berenang menuju
perairan tawar (dibaca: sungai). Beberapa waktu setelah membuahi
telur-telurnya, ikan salmon dewasa akan mati. Sehingga sejak bayi, ikan salmon harus
bisa hidup mandiri (dibaca: yatim piatu. Hiiks). Perjuangan ikan salmon kecil segera dimulai. Jika ingin
bisa sampai di lautan luas, ikan salmon harus menghadapi berbagai macam tantangan
alam maupun para predator. Namun jika tiba waktunya untuk bereproduksi, ikan salmon
dewasa harus kembali berjuang lagi menuju perairan tawar. Nah, itu salah satu keunikan
ikan salmon. Ia akan kembali ke tempat dimana dilahirkan. Di tempat itulah, ikan
salmon bertelur. Patut kita contoh perjuangan hidup ikan salmon. Gigih
menghadapi setiap tantangan. Padahal sejak kecil harus berjuang sendirian. Tanpa didampingi induk. Dan satu lagi, pembelajaran yang dapat kita petik. Ikan salmon tidak pernah lupa dengan
kampung halaman. Walaupun telah mengembara ke lautan luas tetap kembali juga ke
tempat asalnya. Luar biasa!
5. Rajawali
Jenis unggas
satu ini, memiliki kemampuan terbang dan penglihatan terbaik. Rajawali dapat
hidup mencapai usia 70 tahun. Tapi untuk mencapai usia tersebut, rajawali harus
menghadapi pilihan yang sulit. Apakah ia ingin hidup sampai usia 70 tahun, atau
hanya cukup sampai usia 40 tahun saja.
Mengapa demikian?
Karena di usia 40 tahun, rajawali harus menjalani tranformasi tubuh yang sangat
menyakitkan. Di usia tersebut, paruhnya sudah bengkok dan panjang hingga
mengenai lehernya. Hal itu, membuat kesulitan makan. Cakarnya pun sudah tidak
tajam lagi. Bulu-bulu di tubuhnya semakin lebat. Membuat rajawali kesulitan
untuk terbang tinggi.
Jika rajawali
memutuskan untuk melanjutkan hidup hingga 70 tahun. Maka ia harus menjalani
proses kehidupan yang menyakitkan. Ia akan membuat sarang yang baru. Lalu ia
mematuk-matuk paruhnya ke bebatuan hingga paruhnya lepas. Kemudian ia harus menunggu hingga
muncul paruh baru. Setelah itu, ia akan mencabuti carkarnya sampai lepas semua.
Ia pun harus menunggu tumbuh cakar baru. Cakar itu nantinya digunakan untuk
mencabuti bulu-bulunya hingga lepas semua. Kemudian ia harus menunggu sampai
tumbuh kembali bulu-bulu baru. Seperti itu lah transformasi tubuh yang menyakitkan yang dialami
rajawali selama kurang lebih setengah tahun. Jika berhasil ia menjalaninya,
maka rajawali tersebut siap untuk menjalani hidup baru hingga usia 70 tahun. Dalam
kesendiriannya itu, ia harus berjuang melawan kesakitan untuk hidup lebih baik. Bagaimana dengan
kita? Mari kita renungkan masing-masing. Persiapkan diri untuk menjalani
transformasi hidup. Walaupun menyakitkan, semangat harus terus berkobar. Yihaaa!!!
Kalau ada diantara teman-teman ingin menambahkan,
boleh. Monggo, dituliskan pada kolom komentar. Terima kasih untuk kunjungannya.
#OneDayOnePost
#HariKeempat
#ToplesAksara
Yippee!!!
rOMa Pakpahan
Asli inspiratif banget
BalasHapusAku paling suka yang bagian kecoa
Terharu baca yang salmon. Hiks
Oh iya, aku mampirnya dari twitter @blogodop lo... *promosi dikit* hehehe...